Popularitas teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality atau AR semakin meningkat setiap hari. Hal ini mengarah pada perspektif dan penerapan baru yang lebih luas, lebih dari sekadar fungsi entertainment seperti pada masa awal peluncurannya.
Salah satu penerapan yang paling menarik adalah penggunaan teknologi ini oleh Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). Angkatan Darat telah menggunakan teknologi ini untuk melatih tentara sejak lama.
Namun baru-baru ini, diumumkan bahwa Angkatan Darat AS memesan kacamata realitas campuran atau Mix Reality canggih lainnya yang dirancang untuk situasi pertempuran sesungguhnya.
Sebenarnya kesepakatan Microsoft dengan Angkatan Darat AS bukanlah hal yang mengejutkan. Apalagi jika kita memasukkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Sejauh ini perusahaan telah menandatangani banyak perjanjian bernilai miliaran dolar dengan Kementerian Pertahanan. Kini, Angkatan Darat AS telah memberi Microsoft pesanan kacamata realitas campuran canggih lainnya yang dirancang untuk situasi pertempuran.
Pesanan baru ini bernilai USD 125 juta atau berkisar Rp 1,9 triliun lebih dan akan digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut Sistem Augmentasi Visual Terpadu, yang merupakan headset realitas campuran yang memberikan peningkatan kesadaran situasional kepada tentara.
Headset IVAS atau Integrated Visual Augmentation System ini didasarkan pada teknologi HoloLens Microsoft dan dilengkapi sejumlah fitur yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan dan efektivitas tentara dalam pertempuran.
Melansir TheVerge, fitur-fitur ini meliputi heads-up display yang dapat memproyeksikan informasi seperti peta, posisi musuh, dan pasukan kawan langsung ke bidang pandang prajurit. Kamera pencitraan thermal juga disematkan untuk digunakan melihat dalam kondisi minim cahaya.
Pengukur jarak laser yang dapat digunakan untuk mengukur jarak ke target tak lupa hadir. Kemudian, ada juga sebuah sistem komunikasi yang memungkinkan tentara untuk tetap berhubungan satu sama lain dan dengan markas komando.
Headset IVAS telah dikembangkan selama beberapa tahun dan telah menjalani pengujian ekstensif oleh Angkatan Darat AS. Pada bulan Agustus 2023, Angkatan Darat memberi Microsoft kontrak senilai USD 40 juta atau berkisar Rp 614 miliar lebih untuk meningkatkan desain headset dan mengatasi beberapa masalah yang diangkat oleh tentara selama pengujian.
Perintah baru dari Angkatan Darat akan memungkinkan Microsoft untuk melanjutkan pengembangan headset IVAS dan membawanya lebih dekat ke penerapan. Angkatan Darat berencana untuk mulai mengirimkan headset IVAS kepada tentara pada tahun 2025. (*)