Selain beragam lomba, sebanyak 153 tim dari kelurahan se-Surabaya akan dilibatkan dalam turnamen U-17. Para pelaku sepak bola berharap pembinaan usia dini ini tetap berlanjut setelah Piala Dunia U-17 selesai.
Ramadhoni Cahya-Galih Adi-Farid Satya, Surabaya
KEHADIRAN kiper timnas U-20 Aditya Arya Nugraha dan bek Persebaya Surabaya Rizwan Lauhin jadi pemicu antusiasme ratusan pengunjung dan perwakilan murid SD-SMP kemarin (24/9) pagi. Berbagai trik dan teknik memainkan bola disambut dengan tepuk tangan dan sorak-sorai.
Apalagi saat Rizwan menunjukkan kelihaian juggling. Aksi tersebut termasuk rangkaian lomba juggling dan coaching clinic yang dihelat sebagai bagian Road Show Piala Dunia U-17 yang digelar Pemkot Surabaya.
’’Rencananya kegiatan serupa akan masuk kalender rutin,’’ ungkap Trio Wahyu Bowo, Kabid Olahraga Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya.
Juga bakal ada trophy tour yang berlangsung di Jalan Tunjungan pada Jumat (29/10). ’’Ini untuk menyemarakkan agar masyarakat berbondong-bondong untuk menonton (Piala Dunia U-17),’’ harapnya.
Gelora Bung Tomo, Surabaya, merupakan satu dari empat venue ajang yang kali pertama digelar pada 1985 tersebut. Seluruh laga fase grup timnas U-17 Indonesia juga bakal berlangsung di Surabaya.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya juga berupaya menyosialisasikan perhelatan itu ke lingkungan sekolah. Setidaknya, ada sekitar 200 hingga 300 murid dari 15 SD dan SMP yang mengikuti road show kemarin. Kadispendik Surabaya Yusuf Masruh mengungkapkan, pihaknya berencana mengajak sejumlah murid sebagai perwakilan penonton saat pertandingan Piala Dunia U-17 setiap harinya. ’’Masih dikaji, target atau prediksi kami ada sekitar 5 ribu orang. Supaya membentuk minat dan memfasilitasi mereka,’’ ucapnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, masyarakat Surabaya sudah demikian lekat dengan sepak bola. Citra ini yang akan ditunjukkan kepada dunia.
Karena itu, Pemkot Surabaya pun akan mengadakan fun games lokal berupa kompetisi sepak bola antar kelurahan. Ada 153 kelurahan yang bakal membentuk tim bola dan bertanding.
’’Sudah disiapkan dan akan dimulai awal 3–27 Oktober. Jadi, puncaknya nanti sebelum opening Piala Dunia (pada 10 November),’’ ucapnya.
Eri menjelaskan, setiap kelurahan akan membentuk tim dengan mengambil dari masing-masing RW. Usianya di bawah U-17. Pertandingan pun dikemas profesional, menggunakan lapangan bola selain yang digunakan Piala Dunia U-17. ’’Ada empat tempat yang disediakan, yakni lapangan Sumberejo, Mulyorejo, Kolombo, dan Jambangan,’’ sebutnya.
Eri menambahkan, ada pula minisoccer dan lomba e-sport yang rencananya digelar di ruang publik seperti Taman Surya dan G-Walk. ’’Nanti kampung-kampung saya minta untuk ikut euforia juga. Bisa menghias kampungnya dengan ornamen bola,’’ kata Eri.
Legenda Persebaya Mat Halil menyambut baik adanya turnamen sepak bola jelang Piala Dunia U-17. Hanya, dia berharap turnamen tersebut tidak hanya untuk menyambut Piala Dunia U-17. Tapi, bisa digelar rutin tiap tahun. ’’Khususnya untuk usia dini. Kalau bisa tiap tahun dari SD, SMP, dan SMA diadakan,’’ ujarnya.
Dengan menghadirkan turnamen sepak bola antar-SD, SMP, dan SMA, dia yakin sekolah-sekolah akan semakin giat untuk punya ekstrakurikuler sepak bola. Potensi melahirkan pemain-pemain berbakat yang tidak terpantau di SSB bisa bermunculan. ’’Makin banyak nanti pemain, makin bagus,’’ terangnya.
Pria yang juga pelatih di klub internal Persebaya El Faza itu menegaskan, Piala Dunia U-17 memang berdampak bagus untuk euforia sepak bola. Khususnya di Kota Pahlawan. ’’Tapi kalau bilang, karena nonton di Piala Dunia di GBT dengan suporter banyak bikin anak-anak bersemangat main sepak bola ya tidak perlu jauh-jauh nunggu, Persebaya kan juga membuat mereka semakin semangat main bola,’’ tegasnya.
Kompetisi antarsekolah, minimal turnamen yang harus berjenjang tiap tahun, juga diharapkan oleh Direktur Amatir Persebaya Saleh Hanifa. Dia tidak mempermasalahkan bahwa ide pemkot sekarang ini karena terkait menyambut Piala Dunia U-17. ’’Hanya idealnya, ya kompetisi itu berjenjang dan berkelanjutan agar euforia sepak bola terus ada,’’ paparnya.
Kompetisi internal Persebaya bisa jadi patokan. Berjenjang dan konsisten, kompetisi itu melahirkan banyak pemain hebat. Tak hanya untuk Persebaya, tapi juga timnas Indonesia dan sepak bola nasional. ’’Jadi, harus dikelola serius jika ingin muncul potensi sepak bola hebat di Surabaya,’’ ucapnya. (*/c17/ttg)