SAMARINDA- Kinerja stabilitas keuangan korporasi Kaltim pada triwulan II 2023 tetap terjaga, sejalan dengan perbaikan aktivitas korporasi pada lapangan usaha pertambangan. Stabilitas tersebut tecermin dari penyaluran kredit korporasi yang melanjutkan tren pertumbuhan positif, di tengah tingkat non-performing loan (NPL) yang membaik.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, perbaikan kinerja korporasi utama Kaltim sejalan dengan stabilitas sistem keuangan korporasi yang tetap terjaga. Penyaluran kredit korporasi Kaltim tumbuh positif sebesar 17,68 persen (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 21,98 persen (yoy).
“Pertumbuhan ini bersumber dari kinerja penyaluran kredit pada lapangan usaha perekonomian utama yang tetap terjaga, yaitu pertambangan, industri pengolahan, serta perdagangan hotel dan restoran,” tuturnya, Minggu (24/9).
Jika dilihat per sektor kredit lapangan usaha industri pengolahan tercatat tumbuh positif sebesar 68,74 persen (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 83,56 persen (yoy). Kredit perdagangan hotel dan restoran, turut mencatat pertumbuhan sebesar 18,28 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,40 persen (yoy).
Adapun penyaluran kredit pada pertambangan tumbuh sebesar 33,38 persen (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 34,44 persen (yoy). Selanjutnya, pertumbuhan kredit pada lapangan usaha konstruksi dan lapangan usaha pertanian masing-masing tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,16 persen (yoy) dan 0,42 persen (yoy). “Sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh, risiko kredit korporasi tercatat membaik,” jelasnya.
Menurutnya, NPL kredit korporasi masih berada dalam level yang rendah serta mengalami perbaikan menjadi 1,07 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,18 persen. Perbaikan tersebut sejalan dengan risiko kredit yang membaik pada beberapa lapangan utama Kaltim, seperti perdagangan hotel dan restoran, pertambangan, konstruksi, dan pertanian.
NPL perdagangan hotel dan restoran, tercatat sebesar 2,18 persen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,32 persen. NPL pada lapangan usaha pertambangan, konstruksi, dan pertanian masing-masing tercatat sebesar 0,48 persen, 4,22 persen, dan 1,02 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,52 persen, 4,37 persen, dan 1,06 persen.
NPL pada lapangan usaha industri tercatat sebesar 0,16 persen, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,14 persen. Meskipun meningkat, namun risiko kredit pada industri tersebut tetap terjaga di bawah threshold 5 persen.
“Saat ini kinerja korporasi membaik, seiring iklim usaha yang lebih kondusif. Selain kredit yang tercatat tumbuh. DPK (dana pihak ketiga) korporasi juga tumbuh, meskipun tak setinggi triwulan pertama 2023,” ungkapnya.
DPK korporasi Kaltim tercatat tumbuh sebesar 2,62 persen (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 38,83 persen (yoy). Berdasarkan kelompok pembentuknya, tabungan dan deposito tercatat masing-masing tumbuh sebesar 22,83 persen (yoy) dan 6,63 persen (yoy).
Tabungan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 18,19 persen (yoy), sedangkan deposito tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 20,18 persen (yoy). Adapun giro tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,88 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tercatat tumbuh sebesar 51,89 persen (yoy).
“Berdasarkan pangsanya, DPK korporasi Kaltim didominasi oleh giro dengan pangsa 65,66 persen, diikuti deposito dan tabungan masing-masing sebesar 26,27 persen dan 8,08 persen,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda