MUSIM debut Ange Postecoglou di Tottenham Hotspur memang mendapatkan banyak apresiasi. Drama pergantian pelatih tiga kali musim lalu, disharmonisasi ruang ganti, hingga hengkangnya ikon tim seolah lenyap tak berbekas sejak datangnya Postecoglou musim panas ini.
Spurs pun belum terkalahkan dalam lima matchweek. The Athletic melansir bahwa kemampuan berbicara Postecoglou yang hebat menjadi senjatanya menaklukkan ruang ganti. ”Dia dilabeli sang orator lantaran kepiawaiannya itu,” tulis The Athletic.
Sebenarnya pelatih Spurs sebelumnya seperti Jose Mourinho dan Antonio Conte juga memiliki kemampuan menaklukkan ruang ganti dengan gaya bicaranya. ”Namun, mereka (Mourinho dan Conte, Red) tidak sekalem Postecoglou. Terutama ketika tim berada dalam masalah, baik itu teknis maupun nonteknis,” tulis The Athletic.
Mourinho tanpa tedeng aling-aling akan mengkritik pemainnya di depan media. Dan, efeknya pemain minder dan kena mental. Sementara itu, Conte, menurut pengakuan para pemain, lebih bergaya diktator di ruang ganti. Tak ada ruang diskusi.
”Postecoglou lebih manusiawi. Menempatkan para pemain sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan,” lanjut The Athletic. Meski demikian, untuk menjaga jarak dengan pemain, Postecoglou menghindari makan bersama dengan Son Heung-min dkk.
Di sisi lain, Arteta mengondisikan bahwa setiap pemain akan menghormatinya sebagai pelatih. Di mata Arteta, disiplin dalam latihan dan pertandingan adalah hal yang tak bisa ditawar. Pemain yang mengacau soal disiplin pasti langsung didepak. Penyerang Pierre-Emerick Aubameyang sudah menjadi contoh betapa Arteta tak suka pemain banyak polah.
”Aku sangat menyukainya (Postecoglou). Dia langsung menyatu dengan baik dengan tim dan Premier League. Banyak pemain yang juga memujinya dan itu bukan kebetulan,” ujar Arteta dikutip Mirror. (io/c14/dra)