Di Kota Semarang, tepatnya di Bukit Gombel, Tinjomoyo, Banyumanik, terdapat bangunan bekas Hotel Sky Garden yang lama terbengkalai. Kondisinya membuat banyak pihak yang suka mengeksplorasi dunia lain berdatangan.
Salah seorang di antaranya adalah Pamuji Yuwono, ketua Komunitas Semarangker. Pamuji berkisah, hotel yang konon dibangun pada 1970-an itu terbengkalai sejak 1982. Tepatnya setelah ditutup karena ada permasalahan sengketa antara pemilik hotel dan pihak perbankan.
Setelah lama terbengkalai, lokasi bekas Hotel Sky Garden pun akhirnya menjadi tempat yang dianggap angker. ’’Menurut pengalaman saya pribadi, eks Hotel Sky Garden itu masuk 1 dari 7 lokasi terangker di Indonesia,’’ ungkap Pamuji kepada Jawa Pos, Rabu (20/9).
Laki-laki 48 tahun tersebut mengatakan, sejak Komunitas Semarangker berdiri pada 2007 hingga saat ini, mereka menjelajah lokasi-lokasi yang dianggap angker oleh masyarakat. Baik di Indonesia maupun mancanegara. ’’Saya yang belum itu hanya di Eropa. Kalau di Amerika malah sudah. Tepatnya di Pennsylvania,’’ jelas Pamuji.
Khusus untuk di Indonesia, warga Semarang, Jawa Tengah, itu juga mengaku telah menjelajah hampir seluruh tempat yang dianggap paling angker. Mulai Sumatera hingga Papua. Bahkan, dia mengatakan bahwa di beberapa tempat tersebut, juga ada yang sampai beberapa kali dijelajahi. Salah satunya adalah lokasi bekas Hotel Sky Garden, Semarang.
’’Yang paling berkesan itu bagi saya ya di bekas Hotel Sky Garden,’’ ucap pria yang juga merupakan seorang kreator konten tersebut. Pamuji menjelaskan, bangunan bekas Hotel Sky Garden cukup besar dengan tiga lantai. Hotel itu berada satu kompleks dengan beberapa vila dan kolam renang.
’’Urban legend-nya memang banyak pembunuhan di sana, mutilasi, bunuh diri, dan macam-macam. Termasuk di kolam renangnya itu ada mitos sebagai sarang wewe gombel,’’ ujar Pamuji.
Alasan itulah yang membuat Pamuji tertarik untuk menjelajahi bekas Hotel Sky Garden. Namun, dalam setiap melakukan penjelajahan, dia tetap berpedoman pada Alquran dan hadis. Untuk hal gaib, dia meyakininya, hanya berusaha menyikapinya secara cerdas dan bijak. ’’Karena itu, selama tidak bertentangan norma-norma dan mendapat izin, kami akan melanggar pantangan yang ada di lokasi tersebut,’’ ucapnya.
Untuk di bekas Hotel Sky Garden, Pamuji melanggar beberapa pantangan yang ada. Di antaranya, tidak boleh nyemplung ke kolam renang karena mitosnya sebagai sarang wewe gombel. Kemudian, jika nekat nyemplung, akan diserang wewe gombel yang menunggu kolam renang tersebut. ’’Tapi, saya nyemplung dan alhamdulillah tidak terjadi apa-apa,’’ kata Pamuji.
Selain kolam renang, lanjut dia, ada pohon besar yang akarnya menjurai. Akar tersebut dimitoskan sebagai rambut wewe gombel. Mitosnya, jika nekat menyenggol akar tersebut, sama saja dengan menantang wewe gombel. Hal itu diperparah dengan adanya kejadian kerasukan massal kru televisi swasta saat syuting.
’’Jadi, sempat pas saya antar ke sana untuk syuting, timnya kerasukan massal di bawah pohon tersebut gara-gara menyenggol akar yang menjurai itu,’’ katanya. Namun, dengan seizin penjaga, dia pun nekat menarik dan memotong akar menjurai tersebut untuk dibawa pulang. Hingga saat ini, dia mengaku juga tidak terjadi apa-apa.
Selain itu, masih kata Pamuji, ada kamar-kamar yang dipakai untuk pembunuhan yang mayatnya ditinggalkan di sana begitu saja. Terkait hal itu, dia juga menjelajahi kamar-kamar yang dimaksud untuk merasakan fenomenanya. Dari hasil penjelajahannya, dia memang mendapati aroma-aroma maupun suara-suara dan benda-benda bergerak dengan sendirinya.
’’Apabila bertemu dengan tiga fase itu, kami tetap keukeuh bahwa Allah Maha Segalanya dan terus meminta perlindungan Allah SWT, maka tidak akan ada fase keempat, yaitu penampakan. Dan, sejauh ini penampakannya memang tidak pernah muncul ke kami,’’ ucapnya.
Kemudian, lanjut Pamuji, di sana ada bathtub yang digunakan untuk pembunuhan disertai mutilasi yang terjadi pada 1980-an. Kondisi bathtub yang terletak di salah satu kamar hotel tersebut kotor. Selama ini, juga tidak ada yang berani masuk atau melewatinya karena mitosnya sering muncul penampakan sosok perempuan yang wajahnya penuh luka sayatan.
’’Nah, seperti biasa, saya kan gemes sama yang begitu-begitu. Jadi, bathtub-nya saya tiduri, ya tidak ada masalah. Tapi, saya tidak tahu kalau orang lain yang mencoba, hasilnya akan bagaimana,’’ ucapnya.
Pamuji menambahkan, dari penjelajahannya di lokasi bekas Hotel Sky Garden tersebut, juga didapat kejadian-kejadian di luar nalar. Yakni, dia dilempar menggunakan batu saat di kolam renang. Dia dilempar dari arah lorong-lorong kamar hotel yang jaraknya cukup jauh dengan kolam renang. Kemudian, anehnya lagi, salah satu batu tersebut bisa sampai ke rumahnya. Padahal, saat itu dia tidak mengambilnya.
’’Jadi, pas pulang dan sampai rumah itu kan saya buka jaket. Terus tiba-tiba dari kantong itu jatuh batu, klotek suaranya. Barang-barang yang datang sendiri begitu akhirnya saya koleksi di rumah,’’ terangnya.
Pamuji mengaku memiliki banyak barang koleksi yang diambil dari lokasi-lokasi penjelajahannya. Pamuji mengambil barang-barang tersebut setelah mendapat izin dari penjaga tempat-tempat angker yang dia jelajahi. (gih/c7/any)