SEPAKU–Satu demi satu infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai dibangun. Setelah Hotel Nusantara, kemarin (22/9), Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Rumah Sakit Abdi Waluyo dan Pusat Pelatihan Nasional PSSI.
Rumah Abdi Waluyo merupakan rumah sakit pertama yang akan dibangun di kawasan IKN. “Setelah kemarin hotel, tadi pagi training center-nya PSSI, sekarang Rumah Sakit Abdi Waluyo Nusantara yang segera akan kita groundbreaking,” ujarnya. Presiden pun mengapresiasi investasi sebesar Rp 2 triliun untuk pembangunan Rumah Sakit Abdi Waluyo Nusantara.
Nantinya, rumah sakit tersebut akan memiliki sekitar 400 kamar perawatan dan melayani perawatan sub-spesialis. “Jadi bukan rumah sakit umum, tapi sub-spesialis,” ungkapnya. Presiden berharap, kehadiran Rumah Sakit Abdi Waluyo di IKN menjadi daya tarik bagi masyarakat, tidak hanya di kawasan IKN, tapi juga masyarakat dari seluruh Indonesia. “Dan bahkan dari luar negeri. Itu yang kita harapkan,” ucapnya.
Sementara itu, terkati groundbreaking pusat pelatihan atau National Training Center Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jokowi mengatakan, Indonesia sebenarnya telah memiliki banyak stadion bertaraf internasional di berbagai kota di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga di Papua. Namun belum memiliki memiliki tempat latihan yang terpusat dan terintegrasi.
“Sudah kita miliki (stadion bertaraf internasional) tapi belum memiliki tempat latihan yang terpusat dan terintegrasi, sehingga timnas kalau latihan pindah-pindah. Sebab itu, alhamdulillah pada pagi hari ini (kemarin) akan kita groundbreaking National Training Center untuk sepak bola Indonesia,” katanya.
Pusat pelatihan yang dibangun di atas lahan seluas 34,5 hektare itu, nantinya dilengkapi dengan delapan lapangan dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang terintegrasi dengan pembangunan IKN. “Pusat pelatihan ini akan dilengkapi dengan asrama juga dengan lingkungan yang tadi kita lihat di gambar sangat indah dan sangat cantik. Sehingga kita harapkan nanti yang training di sini betah. Dan, jauh dari keramaian, tidak seperti Jakarta, pagi latihan, malamnya enggak latihan, kalau di Jakarta. Kalau di sini ndak, kalau malam tetap latihan,” katanya.
Pusat pelatihan itu, lanjut Presiden, nantinya tidak hanya digunakan sebagai pusat pelatihan. Tetapi juga menjadi pusat inovasi pengembangan sepak bola Indonesia yang memfasilitasi riset serta pengujian teknologi terbaru dalam olahraga sepak bola. Karena itu, mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta itu meyakini, fasilitas tersebut akan berperan penting dalam kemajuan persepakbolaan nasional.
“Saya yakin sepak bola Indonesia dengan adanya National Training Center ini, jika didukung manajemen yang baik, sarana dan prasarana yang memadai, serta kecintaan besar masyarakat Indonesia terhadap sepak bola, saya yakin, saya optimis akan mampu membawa dan menyaksikan garuda kita, timnas kita, tidak hanya juara di Asia Tenggara tetapi akan segera mendunia,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memberikan apresiasi kepada dukungan FIFA yang telah memberikan dukungan pendanaan sebesar Rp 85,6 miliar. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada FIFA atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan dengan memberikan pendanaan FIFA Forward yang terbesar di Asia Tenggara sebesar, tadi sudah disampaikan, Rp 85,6 miliar kepada PSSI Indonesia,” ujar Presiden.
Dengan dana yang ada, presiden berharap pembangunan pusat pelatihan sepak bola ini dapat segera diselesaikan. “Dukungan pemerintah juga tidak kecil, yaitu sebesar Rp 95 miliar, yang sudah disetujui oleh Menteri Keuangan (Sri Mulyani), nanti kalau kurang ditambahi lagi. Sehingga barang ini, National Training Center untuk sepak bola ini, segera bisa diselesaikan,” sebutnya.
Selain melakukan groundbreaking dua proyek, hari kedua presiden di IKN juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tentang pembangunan Pertamina Sustainable Energy Center antara Pertamina dengan Otorita IKN. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, kerja sama itu merupakan upaya dalam mendukung pemerintah untuk mencapai net zero emission.
“Ini sebenarnya wujud dari implementasi dan support dari Pertamina terhadap target pemerintah untuk mencapai net zero emission di tahun 2060. Karena kita sama-sama menyadari ada tiga tantangan besar yang harus kemudian kita manage dengan baik agar target tersebut dapat tercapai,” ucap Nicke. Nicke melanjutkan, bahwa teknologi menjadi salah satu tantangan dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
“Oleh karena itu, kita memerlukan teknologi yang bisa memproses sumber daya alam yang dimiliki Indonesia untuk digunakan sebagai energi di domestik,” tuturnya. Selanjutnya, Nicke menjelaskan bahwa penyiapan tenaga kerja dengan kemampuan spesialisasi yang sesuai dengan energi masa depan juga sangat dibutuhkan. “Dengan tenaga kerja hari ini yang lebih banyak ke fossil energy kita harus memastikan tidak akan terjadi banyak lay off jadi perlu dilakukan ada pengembangan sumber daya dengan skill set yang baru dengan spesialisasi yang baru yang sesuai dengan energi masa depan,” ucapnya.
Dia berharap, pembangunan Pertamina Sustainable Energy Center dapat segera terealisasikan. “Kami berterima kasih kepada Otorita IKN yang telah menyiapkan lahan yang cukup besar sehingga kita bisa men-develop ini bersama-sama dengan beberapa pihak tentunya atas support dari pemerintah,” tuturnya. (riz2/k8)