SAMARINDA–Kinerja pertumbuhan industri pengolahan Kaltim pada triwulan II 2023 tercatat tumbuh positif sebesar 5,59 persen (year on year/yoy), namun melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7.04 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, jika dilihat dari pangsanya, sektor industri pengolahan di Kaltim bersumber dari industri minyak dan gas (migas) dengan pangsa sebesar 54,6 persen, diikuti industri petrokimia serta crude palm oil (CPO) masing-masing dengan pangsa 19,7 persen, dan 16,4 persen, dan industri lainnya dengan pangsa 9,3 persen.
“Masih tumbuh positifnya kinerja industri pengolahan didorong oleh perbaikan kinerja lifting minyak, di tengah perlambatan lifting gas,” ujarnya, Jumat (22/9). Adapun kinerja lifting minyak pada triwulan II 2023 tumbuh 8,55 persen (yoy), setelah terkontraksi 1,83 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, lifting gas terkontraksi 1,83 persen (yoy), setelah tumbuh 14,13 persen (yoy). Berdasarkan harganya, baik komoditas minyak maupun gas mencatatkan penurunan. Pada triwulan II 2023, rata-rata harga minyak dunia terkontraksi 30,41 persen (yoy) atau terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 18,19 persen (yoy).
Seiring dengan penurunan tersebut, indeks harga gas mengalami penurunan. Pada triwulan II 2023, indeks harga gas terkontraksi 64,33 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi triwulan I 2023 yang sebesar 43,48 persen (yoy). “Selain itu kinerja industri pengolahan turut bersumber dari perbaikan indeks produksi LNG dan LPG,” tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan jenis olahan gas LNG (liquefied natural gas) pada triwulan II 2023, indeks produksi LNG sedikit mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Namun jika dilihat secara growth yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, indeks tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 32,26 persen (yoy) dari 8,83 persen (yoy) di triwulan sebelumnya.
Adanya peningkatan ini didorong oleh penambahan jumlah train yang dioperasikan, yang semula dua menjadi tiga pada 2023. Lebih lanjut jika dilihat berdasarkan jenis olahan jas LPG (liquefied petroleum gas), indeks produksi LPG C3 (propana) dan LPG C4 (butana) lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
Secara growth, indeks produksi LPG C3 terkontraksi 0,14 persen (yoy), sementara LPG C4 tumbuh 22,29 persen (yoy). “Kinerja pertumbuhan indeks produksi pupuk pada triwulan II 2023 terkontraksi dari triwulan sebelumnya,” ungkapnya.
Pada triwulan II 2023, indeks produksi pupuk terkontraksi 9,70 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi 2,76 persen (yoy). Penurunan ini didorong oleh penutupan satu pabrik seiring dengan adanya upaya pemeliharaan atau pembangunan pabrik baru.
Berdasarkan jenis produknya, penurunan bersumber dari produk utama pupuk di Kaltim baik dari amonia, urea, maupun NPK (nitrogen, fosfor, kalium). Dilihat dari harganya, urea menunjukkan penurunan yang tecermin dari kontraksi yang lebih dalam dari triwulan sebelumnya.
Komoditas CPO turut berkontribusi terhadap kinerja industri pengolahan di Kaltim, seiring dengan pergerakan harga dan ekspor CPO. Harga CPO Kaltim pada triwulan II 2023 terkontraksi 18,81 persen (yoy). Adapun harga CPO pada triwulan tersebut tercatat Rp 11.067 per kg, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp11.584 per kg.
“Kemudian jika dilihat dari penjualan ekspor CPO ke pasar global, ekspor CPO Kaltim masih menunjukkan kinerja pertumbuhan yang positif meski sedikit melambat dari triwulan sebelumnya,” tuturnya.
Pada triwulan II 2023, pertumbuhan ekspor CPO Kaltim tumbuh 52,26 persen (yoy), sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 53,41 persen (yoy). Adapun sebagian besar CPO Kaltim diekspor ke Tiongkok dengan pangsa 35 persen, disusul Pakistan dengan pangsa 23 persen, Eropa dengan pangsa 10 persen, kemudian Filipina dan Malaysia dengan masing-masing pangsa 7 persen dan 4 persen dari total penjualan ekspor CPO Kaltim.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekspor Kaltim yang melambat bersumber dari perlambatan ekspor CPO Kaltim ke Tiongkok dan India, sementara pertumbuhan ekspor CPO Kaltim ke Pakistan, Filipina dan Eropa terpantau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
“Industri pengolahan pada triwulan ketiga diprakirakan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Capaian pertumbuhan positif industri pengolahan didorong oleh prakiraan industri migas yang tumbuh lebih tinggi, seiring dengan penambahan train produksi gas di tahun 2023,” pungkasnya. (ndu/k8)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda