SAMARINDA—Sebanyak 20 judoka Kaltim menjalani tes fisik yang diselenggarakan KONI Kaltim pada Kamis (21/9) lalu. Hasil tes fisik itu akan menentukan komposisi akhir tim judo Kaltim yang akan merebut tiket ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara.
Penentuan nasib tim judo Kaltim ada pada kejuaraan nasional (kejurnas) bertajuk KSAD Cup XIV di Jakarta pada 7-10 Oktober mendatang. Kabid Binpres Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Kaltim Suriansyah Saidi mengatakan, judo berbeda dengan cabor lainnya.
Untuk dapat ikut serta pada PON 2024, atlet judo harus bisa menjaga konsistensi perolehan poin mereka dalam setiap keikutsertaan di ajang yang masuk kalender Pengurus Besar (PB) PJSI. Adapun kejurnas Jakarta nanti merupakan seri terakhir yang akan menentukan nasib atlet judo Kaltim. “Jadi semua kembali ke konsistensi para atlet dalam meraih poin di setiap kejuaraan,” jelasnya.
Lantaran harus mengikuti serangkaian kejuaraan demi menjaga perolehan poin, urusan akomodasi dia akui jadi tantangan terbesar. Sementara itu, KONI Kaltim hanya bisa mengakomodasi sekali keberangkatan ke kejurnas yang berkategori babak kualifikasi (BK) PON.
“Kalau atlet di Pulau Jawa, mereka mudah transportasinya. Bisa menggunakan mobil dan kereta. Tapi kami tetap mengupayakan untuk ikut serta, masalahnya ini dapat berpengaruh untuk menuju PON nanti,” terangnya.
Sebanyak 20 atlet yang mengikuti tes fisik di area parkir KONI Kaltim merupakan delegasi dari delapan daerah di Kaltim. “Hanya Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat yang belum ada. Tapi rencanannya akan kami bentuk kepengurusan judo di sana,” ucapnya.
Sampai saat ini, tim judo Kaltim belum mendapatkan informasi berapa jumlah atlet yang lolos tes fisik dari KONI Kaltim. Suriansyah menegaskan, atlet-atlet yang mengikuti tes fisik merupakan atlet terbaik yang saat ini sudah mendapatkan pembinaan di internal mereka.
“Kalau tidak semua lolos, ya, enggak apa apa. Kami akan berupaya untuk mencari anggaran terkait atlet yang tidak mendapatkan kuota dari KONI Kaltim, bisa dari dari pengprov, sponsor, bahkan pribadi,” tutupnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pendidikan dan Penataran KONI Kaltim Buyamin mengatakan, tes fisik merupakan syarat penentu atlet yang diberangkatkan ke BK PON. Dia menjelaskan, tiap-tiap cabor mempunyai indikator penilaian masing-masing. Namun, beberapa penilaian fisik tetap sama.
“Kelenturan, kecepatan, kemudian kekuatan tangan, perut, kaki dan plank. Selanjutnya yang terakhir beep test untuk mengukur kemampuan oksigen atlet,” ucapnya kepada Kaltim Post.
Berdasarkan hasil tes fisik tersebut, KONI Kaltim berhak mengembalikan atlet yang tidak dapat memenuhi nilai sesuai standar yang ditentukan. “Nilai rata-ratanya 60-70, tapi jika atlet tak bisa mendapatkan nilai itu, kami akan panggil pengprov cabor yang bersangkutan dan untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut,” sambungnya. (ndy)
EKO PRALISITO
[email protected]