SAMARINDA - Kini jumlah guru besar Unmul menjadi 87 orang. Masih ada tiga lagi yang belum dikukuhkan karena surat keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru keluar.
Selama tiga tahun ini, Unmul baru dua kali menggelar acara serupa. Yang pertama pada 2020 dengan mengukuhkan 10 guru besar. Lalu, pengukuhan 36 guru besar kemarin. Salah satu guru besar yang disahkan kemarin adalah Prof Dr Abdunnur yang juga rektor Unmul.
"Jumlah tenaga pengajar yang ada di Unmul mencapai 1.130 orang. Pelantikan tersebut membuat komposisi guru besar menjadi 84 orang atau 7 persen dari jumlah tenaga pengajar. Memang masih jauh dari jumlah ideal. Namun, kami menargetkan 2024 bisa mencapai angka 20 persen atau sekitar 120 orang," kata Abdunnur.
Ditambahkan Abdunnur, ada 60 tenaga pendidik yang bisa menjadi guru besar. “Kami akan berupaya mencapai target 20 persen guru besar dari jumlah tenaga pendidik. Sebanyak 60 orang itu akan kami usahakan persyaratan administrasi dan lainnya untuk bisa segera menjadi guru besar," katanya.
Menurut dia, sejak 2021 sudah ada 10 surat keputusan pengangkatan guru besar. Kemudian 2022-2023 ada tambahan 26 lagi SK guru besar. Pengukuhan baru bisa dilaksanakan tahun ini karena tertunda pandemi Covid-19. Semoga guru besar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, mampu memberikan ilmunya sesuai bidang keilmuan. Bisa memotivasi dan menginspirasi dosen-dosen muda untuk melakukan peningkatan sebagai guru besar.
Pengukuhan tersebut, kata Abdunnur, adalah momen yang baru saja terjadi sepanjang 61 tahun Unmul berdiri dan merupakan jumlah terbanyak. Juga merupakan capaian Unmul menuju world class university. Sejalan dengan banyaknya guru besar yang dihasilkan telah membawa Unmul sejajar dengan universitas ternama di Indonesia.
Dirinya berharap, 36 guru besar yang sudah dikukuhkan dapat memberikan gagasan dan pikirannya terhadap pembangunan, perkembangan daerah, serta berkontribusi aktif bagi keberadaan IKN di Kaltim. (adv/waz/er/k16)