Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengabarkan bahwa Stanford University berencana membangun sekolah di IKN Nusantara. Rencana pembangunan sekolah University of Stanford ini didasarkan oleh konsep Smart Sustainable Forest City yang diusung oleh calon Ibu Kota baru Indonesia. “Stanford University ingin membuat sekolah berkelanjutan atau Stanford Doerr School of Sustainability di IKN Nusantara” ungkap pihak OIKN.
OIKN juga menyebut sudah ada Letter of Intent (LoI) yang dikirimkan oleh Stanford University dan hal ini juga didukung oleh para alumni kampus yang ada di Indonesia.
Beberapa alumni tanah air yang lulus dari kampus internasional ini diantaranya ada Rachmat Kaimuddin, Pandu Sjahrir, dan Anindya Bakrie.
Hal ini tentu saja mendapat sambutan terbuka oleh OIKN yang sekaligus mengapresiasi kepada para alumni yang memiliki komitmen dan perhatian terhadap IKN Nusantara.
Deputi Pendanaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara, Agung Wicaksono mengungkapkan bahwa hal ini merupakan terobosan di sektor pendidikan.
OIKN juga memberi bocoran bahwa ternyata bukan hanya Stanford University yang ingin membangun sekolah di IKN.
Disebutkan ada 17 sekolah asing lainnya yang berminat berinvestasi dan membangun fasilitas pendidikan di IKN.
Hal ini disampaikan oleh Dhony Rahajoe, Wakil Kepala Otorita IKN.
“Untuk sekolah unggulan sudah ada 17 yang sudah antre tetapi bukan itu yang saya mau. Yang saya mau adalah bagaimana sekolah lokal yang sudah ada ditingkatkan jadi sekolah unggul. Setara dengan sekolah-sekolah yang unggul itu”.
Meskipun demikian LoI dengan Stanford Doerr School of Sustainability yang terlah ditandatangani rupanya sangat ditunggu kelanjutannya oleh pihak OIKN sendiri.
Dekan dari Stanford Doerr School of Sustainability, Arun Majumdar juga mengatakan bahwa dia terkesan dengan pembangunan IKN di Indonesia. Beliau mengaku senang dan merasa terhormat karena bisa bekerja sama atas proyek yang dinilainya cukup ambisius ini.
Indonesia dipilih karena memiliki peran yang penting dalam transisi rendah karbon global sebagai negara yang telah berjanji untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.
Kerja sama ini menjadikan Nusantara sebagai contoh uji coba metode baru pembangunan perkotaan berkelanjutan dan cetak biru (blueprint) yang potensial untuk ditiru oleh negara-negara lain khususnya di Asia Tenggara. (*)