Momen pemilihan kepala desa atau pilkades menjadi hantu di keluarga Bu Pertiwi (Cut Mini). Sebab, sebelum meninggal, suaminya sempat kalah dan terpuruk. Akibatnya, keluarganya perlahan renggang. Ketiga anak Bu Pertiwi, Adam (Bima Zeno), Sekar (Shenina Cinnamon), dan Isham (Thomas Rian), menjauh dengan impian serta masalah masing-masing.
Tahun demi tahun berlalu, pilkades kembali. Petahana kades sekaligus rival Janji Upaya (Ibnu Jamil) kembali mencalonkan diri. Momen itu terjadi bertepatan dengan ’’meledaknya” masalah di keluarga Bu Pertiwi. Tanpa disangka, masalah tersebut menyeret Janji dan Bu Pertiwi, bahkan ketiga anaknya.
Cerita drama keluarga Bu Pertiwi, Janji, dan Desa Bangun Mapan menjadi inti di Kejarlah Janji. Dalam pemutaran perdana di Epicentrum XXI pada Jumat (15/9), sutradara Garin Nugroho menyatakan, film itu lahir dari keresahan akan isu-isu di pemilihan kepala daerah sebelumnya. ’’Lomba viral sampai riuh rendah berebut atensi di media sosial menjadi fenomena banal. Bahkan menjadi pemecah keluarga atau pertemanan,” ungkapnya.
Dia pun punya ide untuk mengemas cerita edukasi –khususnya pendidikan kewarganegaraan– dalam kemasan film yang mudah dinikmati. Gayung pun bersambut. Garin mendapat dukungan penuh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia mengakui, bagian tersulit dari Kejarlah Janji adalah menciptakan cerita yang apik.
’’Kami mulai mengembangkan cerita sejak sekitar awal tahun lalu. Setelah dapat cerminan situasi pemilu, saya ketemu dengan Alim (Sudio, penulis naskah) dan cerita itu pun dijadikan skenario di lingkup mikro,” lanjutnya. Alim menambahkan, meski merupakan proyek kerja sama, dirinya dan tim penulis amat dibebaskan dalam mengeksplorasi ide.
Meski menyasar penonton muda, pemeran Janji Ibnu Jamil merasa, Kejarlah Janji punya pesan yang masih relevan dengan generasi yang lebih tua. ’’Yang paling penting, saya harap para caleg (calon legislatif) ikut nonton. Supaya tahu, apa yang perlu dilakukan untuk memajukan daerah dan orang-orangnya,” tegasnya.
Ketua KPU Hasyim Asy’ari berharap, Kejarlah Janji bisa menjadi sarana edukasi buat pemilih muda. Sekaligus menyampaikan pesan untuk memberikan suara di Pemilu 2024. Dia juga menjelaskan, film itu akan ditayangkan terbatas di bioskop. ’’Selanjutnya, KPU akan melakukan pemutaran di ruang publik maupun lewat layar tancap di daerah-daerah pelosok kita,” jelas Hasyim. (fam/c6/len/jpg/er)