SAMARINDA–Di tengah ketidakpastian global, Bank Indonesia optimistis perekonomian Kaltim tahun ini tumbuh pada rentang 5,80–6,60 persen (yoy). Hal itu sejalan dengan optimisme dunia usaha di Benua Etam. Pelaku usaha percaya pertumbuhan ekonomi bisa terus berlanjut seiring masih tumbuh baiknya sektor utama Kaltim.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Dayang Donna Faroek mengatakan, kinerja ekonomi Kaltim sangat dipengaruhi oleh negara mitra dagang Indonesia seperti Tiongkok, India, Jepang, Filipina, dan Malaysia. Hal itu tak lepas dari masih bergantungnya ekonomi Kaltim dengan kinerja ekspor batu bara dan migas. Sepanjang semester pertama 2023, ekonomi sudah sangat baik.
“Sampai pertengahan tahun ini, ekonomi Kaltim berhasil tumbuh 6,84 persen. Pada triwulan kedua ekonomi Kaltim masih konsisten berada di jalur peningkatan yang cukup tinggi. Jadi tidak ada itu resesi yang dikatakan, karena bisnis di Kaltim masih jalan dengan baik,” jelasnya, Jumat (15/9).
Dia menjelaskan, dimulainya pembangunan infrastruktur ibu kota negara (IKN), peningkatan aktivitas ekonomi di segala sektor, kebijakan pelonggaran syarat perjalanan yang turut meningkatkan angka okupansi hotel, peningkatan jumlah penumpang di moda transportasi udara dan laut, penyaluran subsidi BBM dan bantuan sosial tunai, serta realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), juga membuat ekonomi Kaltim secara bisnis masih tumbuh.
“Sejauh ini, bisnis kita masih lancar. Saya berharap seluruh pelaku usaha masih tetap optimistis dengan semua sektor bisnis hingga pengujung tahun,” ungkapnya.
Kadin tentunya sepakat dengan pemerintah dan tetap optimistis ekonomi akan terus tumbuh sepanjang tahun ini. Meskipun iklim ekonomi global kurang kondusif atau mendukung pertumbuhan di negara-negara berkembang. Saat ini ekonomi global diprediksikan masih melambat di tengah tekanan yang bersumber dari proteksionisme terhadap komoditas pangan dan energi sehingga mengganggu rantai pasok global.
“Saat ini bisnis di Kaltim sudah berjalan dengan baik, sudah mulai banyak pelaku usaha yang kembali terlibat di proyek pemerintahan. Lalu sudah ada beberapa teman yang terlibat pembangunan IKN. Belum lagi minat investor untuk masuk IKN, hal ini tentunya akan membawa ekonomi Kaltim tumbuh lebih tinggi,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, investor-investor yang berminat masuk Nusantara tentunya membuat ekonomi Kaltim tetap kuat, meskipun resesi ekonomi global diprediksikan terus berlanjut. Namun nyatanya tidak begitu berdampak pada Kaltim. Sehingga pihaknya semakin optimistis, ekonomi Benua Etam masih terus melanjutkan perbaikan di tengah resesi global.
“Untuk mewujudkan optimisme perekonomian terus tumbuh, perlu dilakukan berbagai cara seperti meningkatkan daya beli masyarakat dan pertumbuhan konsumsinya. Sehingga ekonomi bisa terus tumbuh lebih tinggi,” pungkasnya. (dwi/k8)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda