SAMARINDA–Pada triwulan II 2023, transaksi kartu kredit mengalami pertumbuhan baik dari sisi nominal maupun volume. Balikpapan dan Samarinda menjadi penggerak utama pertumbuhan transaksi kartu kredit di Bumi Etam. Tak hanya kartu kredit, pada triwulan II 2023, transaksi kartu ATM atau debit juga mengalami pertumbuhan dari sisi nominal.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, transaksi kartu kredit di Kaltim dari sisi nominal mengalami pertumbuhan sebesar 25,91 persen (yoy). Nominal transaksi kartu kredit pada triwulan II 2023 tercatat Rp 685,85 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2022 yang tercatat Rp 554,72 miliar.
Volume transaksi kartu kredit pada triwulan II tahun 2023 mengalami pertumbuhan 40,16 persen (yoy). Volume transaksi kartu kredit pada triwulan II tahun 2023 tercatat sebesar 640,35 ribu transaksi, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2022 yang tercatat 456,88 ribu transaksi.
“Balikpapan dan Samarinda menjadi penggerak utama pertumbuhan transaksi kartu kredit di Kaltim,” ungkapnya, Jumat (15/9).
Jika dilihat dari sisi nominal transaksi, Balikpapan memiliki porsi sebesar 54 persen, sementara Samarinda sebesar 32 persen, disusul Bontang dan Kutai Kartanegara masing-masing sebesar 5 persen dan 3 persen. Jika dilihat dari sisi volume transaksi, Balikpapan memiliki porsi 52 persen sedangkan Samarinda sebesar 33 persen, disusul Bontang dan Kutai Kartanegara masing-masing sebesar 5 persen dan 3 persen.
Sejalan dengan pertumbuhan kartu kredit, pada triwulan II 2023 transaksi kartu ATM atau debit mengalami pertumbuhan dari sisi nominal transaksi. Transaksi kartu ATM atau debit di Kaltim secara nominal pada triwulan II 2023 tumbuh 20,26 persen (yoy). Nominal transaksi pada triwulan II 2023 tercatat Rp 2,75 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2022 yang tercatat Rp 2,29 triliun.
Lebih lanjut, volume transaksi kartu ATM/debit pada triwulan II 2023 mengalami kontraksi 37,18 persen (yoy). Volume transaksi pada triwulan II tahun 2023 tercatat 3,23 juta transaksi, atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2022 yang tercatat 5,13 juta transaksi.
“Hal tersebut sejalan dengan beralihnya masyarakat dalam menggunakan layanan proprietary channel seperti SMS, internet, dan mobile banking dalam bertransaksi karena lebih mudah dan efisien dalam digunakan untuk transaksi retail,” pungkasnya. (dwi/k8)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda