Sebelum kejadian 20 November 2021, Suru-Suru tampak hidup. Geliat masyarakatnya, anak-anak yang bersekolah hingga kegiatan pemerintahan.
----
Penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) disertai kontak senjata selama enam jam membuat distrik ini seolah mati. Tak seorang pun masyarakat berani kembali. Meninggalkan rumah-rumah tak berpenghuni.
Berbondong-bondong masyarakat mengungsi dan menyebar ke berbagai wilayah. Suru-Suru adalah sebuah distrik di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan.
Setelah 14 bulan mereka tak menapak ke distrik itu, 28 Januari 2023, Intel Kodim Yahukimo memberi kabar kepada Kapten Inf Gilang, yang kala itu menjadi Danpos Satgas Yonif Raider 600/Modang, bahwa kepala distrik dan perwakilan masyarakat ingin bertandang ke Suru-Suru.
Sekira pukul 06.30 WIT dan menempuh perjalanan sungai selama tujuh jam menggunakan speedboat, kedatangan rombongan ini ditandai dengan kibaran bendera Merah Putih.
"Kondisi rumah warga saat itu sudah ditumbuhi ilalang yang begitu tinggi, jadi kita pun waspada khawatir ada pihak-pihak lain," kata Gilang. Pria yang kini menjabat sebagai Danki Senapan A Yonif 600/Modang itu menyebut, distrik Suru-Suru sekarang mulai kembali normal.
Kenangan atas pengalaman bertugas di lokasi rawan konflik, Papua itu turut diceritakan Komandan Yonif Raider 600/Modang Letkol Inf Karuniawan Hanif Arridho. Dalam kegiatan coffee morning kemarin (15/9), dirinya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang memberikan dukungan, sehingga tugas tersebut tuntas tanpa ada merenggut korban jiwa.
Selama bertugas, Hanif mengatakan, TNI selalu berusaha menjadi garda terdepan. Masyarakat dengan TNI-Polri berbaur. Layaknya saudara, segala kesulitan berusaha ditebus. Utamanya permasalahan air bersih, dari itu pihak Hanif membawa alat agar bisa menyuling air hasil tadah hujan menjadi air bersih yang dapat langsung diminum.
Masalah kesehatan hingga tengkes menjadi perhatian pihak TNI. Begitupun saat patroli, tidak hanya mengamankan, prajurit Yonif Raider 600/Modang ikut membantu mengevakuasi masyarakat yang sakit. "Jadi sembari patroli kami cari, dekati, obati masyarakat yang sakit," kata Hanif.
Kehadiran prajurit Yonif Raider 600/Modang disambut hangat masyarakat. Hubungan yang terjalin begitu dekat. Bahkan saat mereka hendak berpamitan untuk pulang ke tanah Borneo, masyarakat sedih dan menangisi kepergian mereka.
"Ketika hadir di sana pada 2022, kami mengatakan kepada mereka bahwa kita NKRI, kita saudaramu dari Kalimantan. Tidak ada yang berbeda, makan satu meja, duduk berdiri sama tinggi. Hubungan yang terjalin sangat dekat, seperti layaknya saudara kami saling jaga dan saling bahu-membahu," tutupnya. (er/k16)
Ulil
[email protected]