Per 19 September, Hamdam Pongrewa akan menuntaskan pengabdiannya sebagai bupati Penajam Paser Utara (PPU). Rabu (6/9), dia menyempatkan diri melakukan safari ke Kaltim Post Group di Balikpapan.
KEDATANGAN Hamdam ke Gedung Biru Kaltim Post didampingi Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekkab PPU Nicko Herlambang. Hamdam mengenakan baju safari dark grey. Sementara Nicko mengenakan kemeja putih.
Menyambut kunjungan tersebut, sejumlah manajemen Kaltim Post Group (KPG) yang dipimpin Direktur Kaltim Post Erwin D Nugroho hadir di ruang rapat lantai 3.
Obrolan berlangsung santai. Di depan manajemen KPG, Hamdam secara terbuka mengaku jelang habis masa jabatannya, pemkab kerap mendapat kritik dari media. Namun baginya hal tersebut merupakan dinamika. Hal yang wajar dan tidak akan mengganggu kerja sama yang selama ini sudah dibangun. Antara KPG dengan Pemkab PPU.

“Kedatangan kami untuk mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerja sama yang sudah dibangun selama ini. Memang ada hal (pemberitaan) yang bagi kami kurang baik. Tapi itu hal yang kecil. Tidak akan mengganggu. Karena memang PPU dengan adanya IKN (Ibu Kota Nusantara) menjadi sorotan,” ungkap Hamdam.
Sebagai kepala daerah di wilayah calon IKN, Hamdam memang harus menjaga kondusivitas daerahnya. Mempertahankan kestabilan situasi politik dan sosial. Namun menjaga situasi kondusif bukan berarti tanpa kompetisi. Harus ada warna di setiap proses. “Terpenting tidak sampai mengganggu kondusivitas tersebut,” imbuhnya.
Jelang habis masa jabatannya, Hamdam memastikan PPU telah menunjukkan banyak perubahan yang lebih baik. Apalagi dengan adanya IKN, dirinya menyebut banyak atensi dan prioritas pembangunan. Tidak hanya di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN saja, namun juga menyebar ke sekitarnya. Utama di sisi infrastruktur jalan.
“Kebijakan-kebijakan pusat untuk IKN tampak di PPU. Ambil contoh saja jalan. Sejumlah proyek yang sebelumnya kewenangan pemkab diambil alih pusat melalui kementerian. Banyak pula usulan kami yang didengar pusat,” ujarnya.
Meski begitu, selama menjadi bupati, Hamdam juga terus berusaha agar PPU tidak termarjinalkan. Terutama dari sisi penganggaran. Mengingat hingga kini APBD PPU termasuk yang paling rendah di Kaltim. Sehingga “suntikan” anggaran dari pusat juga bisa masuk untuk membenahi PPU. Salah satu upayanya melalui penetapan PPU sebagai “Serambi Nusantara”. Itu pula yang menjadi legacy bagi Hamdam.
“Kami ingin menekankan bila PPU merupakan bagian tubuh dari IKN. Sehingga perkembangan yang terjadi di IKN ikut dirasakan PPU. Termasuk porsi anggarannya,” ungkap Hamdam. Dengan begitu apa yang menjadi kekhawatiran adanya ketimpangan pembangunan baik fisik maupun nonfisik antara IKN dan PPU tidak terjadi.
Kepada manajemen KPG, Hamdam menyatakan peluang dirinya untuk kembali maju memimpin PPU. Bagaimana pun kesempatan itu masih terbuka mengingat pengabdian Hamdam termasuk tidak sampai satu periode. Baik sebagai wakil bupati maupun bupati
Perbincangan pun menemui titik akhir. Hamdam sekali lagi menyatakan hubungan antara Pemkab PPU dan Kaltim Post harus terus terjalin. Kerja sama pun harus ditingkatkan. Untuk memastikannya, dia bahkan akan menitipkan pesan kepada penjabat (Pj) bupati PPU yang nanti menggantikan dirinya.
“Saya akan titip pesan ke Pj bupati, agar terus membangun kerja sama dengan Kaltim Post Group. Bahkan ditingkatkan. Kaltim Post selama ini sudah baik dan beritanya dinamis,” ungkap Hamdam. (rom)
M RIDHUAN
[email protected]