Kejenuhan imbas rutinitas di perkotaan perlu diredakan. Mengganti suasana dengan bermukim sejenak di kawasan yang jauh dari hiruk pikuk metropolitan adalah pilihan terbaik.
HAL tersebut yangdijalani Johantan Alfando Wikanda Sucipta bersama keluarga kecilnya. Memanfaatkan agenda libur panjang yang sedang terhampar, beberapa waktu lalu, mereka merencanakan agenda liburan. Setelah berdiskusi, muncul ide mudik ke kampung halaman sang istri di Tulungagung. Tepatnya di Desa Gedangan.
Bertepatan dengan momen Idulfitri yang baru berlalu, mereka juga ingin kembali bersua keluarga di sana setelah sekian lama. Terakhir kali mereka beranjangsana ke Kota Marmer adalah lima tahun silam. “Hampir sebulan tinggal di sana. Refreshing total,” ucap Johantan.
Setelah perjalanan udara dari Kaltim, setiba di Surabaya, mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Tulungagung menggunakan kereta. Suasana hijau nan asri berlatar pegunungan seolah sukses membuat penat kelabunya hiruk pikuk kota luntur terserak di sepanjang perjalanan berdurasi lima jam itu. Kemudian tiba di Tulungagung, perjalanan berlanjut ke desa tujuan menggunakan mobil.
Selain memuaskan dahaga berinteraksi dengan keluarga di sana, mereka juga memanfaatkan momen liburan itu untuk mengunjungi sejumlah destinasi di sekitar Tulungagung. “Tidak banyak yang dikunjungi, karena fokusnya menghabiskan waktu bersama keluarga di sana,” urai pria yang juga akademikus Ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman itu.
Namun, dalam setiap lawatan, mereka selalu menikmati momennya. Seperti ketika menikmati empasan angin di salah satu pantai selatan. Atau ketika mengitari Tulungagung dengan santai di atas pedati atau delman. Dan, tentu saja menikmati keindahan karya marmer yang menjadi ciri khas Tulungagung yang mendunia. “Berinteraksi dengan keluarga besar, jalan-jalan dengan anak-anak, itu jadi esensi liburan sejati,” pungkasnya. (ndy/k8)