PEP Guardiola akan menjadi pelatih pertama dalam sejarah yang memenangi treble dua kali jika Manchester City mengalahkan Inter Milan di final Liga Champions dini hari nanti. Sebelumnya, Guardiola meraih gelar liga, piala domestik, dan kejayaan Eropa bersama Barcelona pada 2009.
Selain itu, Guardiola dan para pemain City-nya tinggal selangkah lagi untuk menjadi tim ke-10 di dunia yang pernah mencapai treble winner.
Di sisi lain, titel juara Liga Champions akan menjadi pernyataan bahwa kekuatan sepak bola Inggris yang pernah ada oleh Manchester United di bawah asuhan mantan pelatih Alex Ferguson kini telah bergeser kepada tim yang selalu diejek sebagai tetangga berisik.
Bagi City, andaikan meraih trofi Liga Champions, maka mereka berada di puncak penantian selama 15 tahun atau sejak klub dibeli oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada 2008. Miliaran dolar diprediksi telah dihabiskan untuk mengumpulkan pemain terbaik dunia dan mempekerjakan pelatih terhebat dari generasi ke generasi, hingga membentuk skuad City sekarang.
Guardiola yang melatih City sejak 2016 sudah berulang kali gagal bersama timnya untuk bisa menjadi juara Liga Champions. Termasuk kalah di final dari Chelsea pada edisi dua tahun lalu – di mana saat itu ia dikritik habis-habisan lantaran tidak memainkan gelandang bertahan.
Namun menjelang final ini, Guardiola tampak lebih tenang. Ia pun menyiratkan bahwa timnya saat ini sudah sangat siap untuk menjadi raja Eropa yang baru. “Kami harus memenangi Champions. Itu sesuatu yang tidak bisa Anda hindari," katanya.“Dua tahun lalu, tidak lama dan tentu saja kami ingin menyelesaikannya secara berbeda, tetapi kami harus tahu persis apa yang harus kami lakukan. Kami sudah terbiasa dengan itu (menjadi favorit),” lanjut Guardiola.
Sementara itu, allenatore Inter Milan, Simone Inzaghi, sudah biasa diremehkan oleh lawan-lawannya. Melawan City, ia harus menghormati mereka sebagai tim terkuat di dunia saat ini. “Kami berbicara tentang pertandingan sepak bola dan dengan segala hormat, saya tidak takut pada apa pun. Guardiola adalah pelatih terbaik di dunia dan dia telah menandai sebuah era. Kami memiliki rasa hormat, tetapi kami bangga bermain di final yang kami inginkan dengan segenap kekuatan kami,” pungkasnya.(tom2/k15)