TENGGARONG – Memiliki sebuah tanaman purun yang banyak tumbuh di desanya. Pemerintah Desa Sabintulung, Kecamatan Muara Kaman berupaya untuk mendorong nilai ekonomis tanaman ini. Salah satu upaya mereka adalah mengolah tanaman liar ini menjadi anyaman. Olahan anyaman ini sendiri memiliki banyak varian, yakni anyaman tikar purun, tas purun hingga kopiah purun. Semua olahan ini berkat tangan terampil warga Sabintulung untuk menciptakan nilai ekonomis dari tanaman tersebut.
Untuk diketahui, purun merupakan tanaman liar jenis rumput yang biasanya hidup di daerah rawa gambut. Ciri khas tanaman ini adalah batang lurus berongga dan tidak berdaun yang dimiikinya. Tanaman ini berwarna abu-abu hingga hijau dengan bentuk daun yang mengecil dan ujung simetris berwarna kemerah-merahan. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 150 centimeter.
"Potensi yang ada di tempat kami itu sangat banyak sekali bahan bakunya, jadi kedepannya kami ingin mengembangkan keterampilan purun," ungkap Kepala Desa Sabintulung, Arta.
Arta menyebut pihaknya komitmen untuk mengembangkan tanaman purun ini menjadi produk bernilai ekonomis. Bahkan hingga membuat keterampilan purun menyumbang ke Pendapatan Asli Desa (PADes) Sabintulung. Dikarenakan tanaman purun yang sangat melimpah di Sabintulung. Arta menyebut dengan bahan baku yang melimpah ini, pihaknya akan berupaya untuk melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hingga pihak ketiga.
“Agar pengembangan keterampilan purun ini lebih optimal kita akan libatkan BUMDes. Yang nantinya akan kami kerjasamakan dengan pihak perusahaan yang ada di wilayah desa," tutup Arta. (adv/moe)