Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Imran Pambudi meminta agar masyarakat lebih waspada terhadap gigitan anjing. Pasalnya, belakangan virus rabies banyak ditemukan di Indonesia.
Oleh karena itu, para pemelihara anjing juga mesti lebih mengetahui saat hewan peliharaannya terserang virus rabies yang buntutnya kemudian dapat menyerang manusia. Lantas, apa saja gejala anjing terserang rabies?
Imran menjelaskan, gejala yang paling tampak dan awal adalah anjing peliharaan menjadi lebih ganas dan tidak menurut kepada pemiliknya.
"Kemudian tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka, dan air liur keluar secara berlebihan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (2/6).
Selain itu, anjing yang terserang rabies juga, katanya, lebih cenderung suka bersembunyi di tempat gelap dan sejuk. Dari segi perubahan bentuk tubuh, Imran menerangkan bahwa ekor anjing dilengkungkan ke bawah perut
di antara kedua paha.
"Lantas kejang-kejang dan diikuti oleh kematian,' ucapnya.
"Pada rabies asymptomatic hewan tidak memperlihatkan gejala sakit dan tiba-tiba mati," pungkas Imran.
Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini terdapat 28 provinsi di Indonesia yang menjadi endemis rabies.
"Jadi hanya 8 (provinsi) yang bebas rabies," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Imran Pambudi Imran kepada wartawan, Jumat (2/6).
"Jadi gambarannya provinsi bebas rabies itu yang hijau, seperti Riau, Babel, DKI, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Papua Barat, Papua," imbuhnya.
Berdasarkan jumlah yang terlapor melalui Kementerian Pertanian, Imran mengungkapkan bahwa rahun 2023, sudah ada 234 kasus rabies di 10 provinsi di Indonesia, yaitu di Bali, Jambi, Kalsel, Lampung, NTB, NTT, Riau, Sulsel, Sulteng dan Sumut. (*)