Jika Ketahuan Idap TBC di Tanah Suci, Bisa Sembilan Bulan di Arab Saudi

- Kamis, 8 Juni 2023 | 14:37 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Tiga calon jamaah haji Embarkasi Balikpapan batal berangkat ke Arab Saudi setelah diketahui mengidap TBC. Kenyataan pahit yang membuat mereka lebih lama lagi menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Lalu, seperti apa kasus TBC di Kaltim?

RADEN RORO MIRA, Samarinda

@rdnrrmr

BERDASARKAN data di laman resmi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, keberhasilan pengobatan tuberkulosis (TBC) di Kaltim pada 2022 masih rendah, yaitu 44 persen. Sementara targetnya 80 persen. Padahal, TBC bisa disembuhkan apabila penderita disiplin berobat dan petugas kesehatan rajin mengingatkan.

Pada bagian lain, angka kasus TBC di Kaltim pada 2022 diperkirakan 14.459 kasus. Namun, yang melaporkan diri sebagai penderita hanya 5.304 orang. Temuan ini menjadi pekerjaan rumah, mengingat pemerintah berkomitmen, Indonesia mencapai eliminasi TBC/TB pada 2030 dengan target insiden rate 65/100.000 penduduk, dan angka kematian 6/100.000 penduduk.

Kini TBC adalah penyakit yang menduduki peringkat kedua dalam daftar penyakit paling banyak menyebabkan kematian setelah Covid-19. Merupakan salah satu penyakit menular yang perlu diwaspadai. Meski begitu, masih diobati dengan penanganan yang tepat. "Stigma mengenai TB itu masih ada. Termasuk dianggap sebagai penyakit keturunan. Semua anggota keluarga kena, ya jelas karena satu rumah tinggalnya. Penularannya itu bahkan dengan ngobrol begini saja bisa. Apalagi kalau ada batuknya, jarak 2 meteran juga bisa tertular," kata dr Darma Rianto SpP, ditemui di Gedung Garuda, RSUD Aji Muhammad Parikesit, Tenggarong, Kukar, Rabu (7/6).

Berbeda dengan Covid-19 yang umumnya langsung bergejala. Dijelaskan Darma, awal tertular TBC sering tanpa gejala.  Bahkan gejala baru terdeteksi setelah tiga bulan. Selain itu, bakteri penyebab penyakit tersebut bisa menginfeksi organ tubuh lain. "Paling banyak memang TB paru, dengan gejala batuk, sesak napas, nafsu makan menurun. Tapi kalau yang menginfeksi organ tubuh lain, sering kali tanpa gejala. Tiba-tiba misal infeksi, ada nanah jika di kulit. Bisa di persendian, di ginjal, payudara, dan lain-lain," jelas pulmonologist tersebut.

Deteksi atau tes TB dapat melalui berbagai cara. Salah satunya dengan tes cepat molekuler (TCM). Sampel pemeriksaan misal untuk TB paru pada dahak atau air liur. "Tapi kalau infeksi bakteri organ lain, dengan biopsi itu. Diambil sampel jaringan. Makanya sulit dideteksi apalagi jika tanpa gejala," lanjut Darma. Tidak pandang umur, bisa menyerang siapa saja. "Mereka yang rentan atau berisiko TB adalah mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Termasuk anak-anak yang masih rentan, kemudian kelompok lanjut usia (lansia) karena memang sudah menurun kesehatannya. Lebih mudah tertular,” ucapnya.

Dalam petunjuk teknis (juknis), sambung dia, pengobatan mesti dijalani selama enam bulan tanpa putus. Sebab, sifat bakteri TB sulit mati atau matinya sangat lambat. Sehingga untuk memastikan bakteri tersebut hilang tuntas. "Masalahnya, pasien belum enam bulan sudah merasa sehat dan berhenti minum. Padahal obat ditanggung pemerintah, gratis. Atau merasa tidak kuat dengan efek samping obat, memutuskan berhenti," ungkapnya. Setelah enam bulan konsumsi obat teratur, kemudian akan dievaluasi.

"Apakah sudah sembuh, atau misal belum ada perbaikan selama enam bulan, pengobatan ditambah sampai beberapa bulan lagi. Juknis jelas harus enam bulan, kurang dari itu tidak," sebutnya. Kunci keberhasilan pengobatan TB ada di tangan pasien.  Masa konsumsi obat tersebut tidak boleh berhenti. Setiap hari satu kali. Dosis disesuaikan kondisi pasien. "Selain itu, tata cara minum obatnya juga kadang keliru. Seharusnya, obat itu diminum saat perut kosong. Dua jam setelahnya baru boleh makan. Kadang ‘kan orang kita ada yang konsumsi obat harus sama pisang, jadinya cara kerja obat kurang efektif," paparnya.

Sepanjang pengalamannya, pemahaman pasien terkonfirmasi TB juga beragam. "Dipengaruhi pendidikan ya. Ada yang memang sudah paham dan tahu, misal ada riwayat anggota keluarga. Yang denial (menyangkal) juga ada. Selain itu proses penyembuhan harus dari kesadaran pasien itu sendiri, didukung anggota keluarga sekitar," sebut Darma. Semakin tahun, Darma menyebut, pasien terkonfirmasi TB semakin banyak. "Artinya, pelacakan atau deteksinya kan semakin menyeluruh. Jadi yang sebelumnya enggak terdata, jadi terdata. Makanya kasusnya semakin banyak, mulai kelihatan. Kesadaran masyarakat juga mulai ada.

Walau memang masih sulit dideteksi, merasa batuk biasa jadi minum obat bebas. Padahal kalau sudah batuk sampai dua minggu lebih, sudah harus segera periksa," ujarnya. Terkait tiga calon jamaah haji yang batal berangkat pada musim haji 1444 Hijriah karena terkonfirmasi TB, Darma mengimbau agar melakukan persiapan fisik atau kesehatan setidaknya dua tahun sebelum keberangkatan. Jadi, penyakit yang terdeteksi bisa diobati sebelum keberangkatan.

Selain itu, Arab Saudi memiliki aturan ketat terkait penanggulangan TB. "Misal ketahuan ada gejala TB, sama pemerintah di sana langsung diisolasi. Baru boleh pulang setelah benar-benar sembuh, bisa sampai 9 bulan di sana," ungkap Darma yang pada tahun lalu tergabung dalam Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH). (riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X