Banjir yang kerap merendam permukiman di Perumahan Korpri, Pelita 8, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, diduga karena saluran anak sungai yang tidak lancar.
SAMARINDA–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda bersama camat-lurah setempat dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV meninjau di kawasan Perumahan Korpri Pelita 8, Rabu (7/6). Mereka ingin mengetahui penyebab banjir yang sering terjadi di sana.
Analis Kebencanaan BPBD Samarinda Hamzah Umar mengatakan, tinjauan lapangan merupakan tindak lanjut rapat yang diadakan di Kantor BPBD Samarinda, Jumat (26/5) lalu. Menurut dia, genangan di Jalan Sultan Sulaiman dekat akses Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sambutan diakibatkan saluran drainase tidak lancar, melintasi saluran hauling angkutan batu bara, menuju perumahan Korpri Pelita 8 hingga sungai di Pulau Atas yang berakhir di Sungai Mahakam.
“Makanya jalanan sering tergenang, begitu juga warga RT 8, Perum Korpri, Pelita 8, kena imbas genangan,” ucapnya.
Dia mengatakan, pihaknya mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) teknis bisa membantu mengembalikan alur sungai dan menormalisasi agar aliran air bisa lancar ke sungai di Pulau Atas menuju Sungai Mahakam. “Ada sekitar 1 km jalur yang harus dibuka. Penyebabnya banyak. Seperti bukaan lahan tambang maupun perumahan hingga tingginya vegetasi tepi sungai yang membuat aliran terhambat,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua RT 8 Kelurahan Pulau Atas Maulana Firdaus menyampaikan, banjir hampir setiap bulan melanda kawasan tersebut. Bahkan, sejak menempati pada 2010, banjir tidak pernah hilang. “Kami harap sungai yang ada bisa dinormalisasi. Karena kalau di Jalan Sultan Sulaiman ketinggian air 40 cm, di perumahan kami bisa 60–70 cm. Itu juga minimal 2 hari baru surut,” ucapnya.
Tak berbeda, Camat Sambutan Yosua Laden menyampaikan, dari identifikasi lapangan, panjang saluran yang diperlukan untuk mengendalikan banjir di kawasan tersebut mencapai 1 km. Hasil diskusi lapangan dengan ketua RT setempat, ada empat pemilik lahan, yakni satu perusahaan pemilik jalur hauling, serta tiga milik pribadi.
“Rencananya Senin (12/6) mendatang kami panggil semua pemilik lahan untuk menyampaikan kondisi lapangan. Adanya saluran di lahan milik mereka mengalami pendangkalan, dan harus dinormalisasi demi kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Dia berharap, para pemilik lahan legawa memberikan beberapa bidang tanahnya untuk program pengendalian banjir. Mengingat dampak banjir di wilayah itu lebih 100 kepala keluarga terdampak. “Kalau anak sungai itu dibuka, efeknya banjir bisa terkendali di Jalan Sultan Sulaiman, dan warga Perumahan Korpri Pelita 8 juga bisa terbebas dari banjir,” sambungnya. Tim BWS siap menormalisasi ketika lahan tidak bermasalah. “Itu sangat membantu percepatan pengendalian banjir,” tutupnya. (dra/k8)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46