SAMARINDA - Inflasi Kaltim pada tahun ini diprediksi berada pada rentang target 3±1 persen (year on year/yoy), sejalan dengan target inflasi nasional dan penguatan rantai pasok komoditas. Sebab, tekanan inflasi Kaltim pada 2023 memiliki kecenderungan lebih rendah dibandingkan 2022. Terbukti, sampai Mei lalu Kaltim berhasil menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan pada Mei 2023 dari gabungan dua kota, Samarinda dan Balikpapan tercatat bahwa indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi 0,20 persen atau terjadi perubahan IHK dari 113,54 pada April 2023 menjadi 113,77 pada Mei 2023.
“Sementara, inflasi kalender pada Mei 2023 sebesar 1,76 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun tercatat sebesar 4,06 persen,” jelasnya, Senin (5/6). IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga di tingkat konsumen. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Yusniar menambahkan, secara umum pada Mei 2023 tercatat dari dua kota IHK di Kaltim mengalami inflasi. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan naiknya beberapa indeks harga kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,31 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,40 persen.
Lalu, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen; perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,20 persen; pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen dan untuk kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya serta kelompok pendidikan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,06 persen.
Sebaliknya kelompok yang mengalami penurunan indeks harga, yaitu transportasi sebesar 1,98 persen serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,13 persen. Untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan pada Mei 2023 cenderung stabil. “Dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok memberikan andil inflasi, 2 kelompok memberikan sumbangan deflasi dan 1 kelompok stabil,” ungkapnya.
Kelompok yang memberi andil inflasi, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,3711 persen; kemudian perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0464 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,0227 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0224 persen; pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,0079 persen.
Lalu, kesehatan dan kelompok pendidikan masing-masing sebesar 0,0019 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dengan andil sebesar 0,0010 persen. Sebaliknya, kelompok yang memberikan andil deflasi, yaitu transportasi dengan andil sebesar 0,2716 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0053 persen.
Jika dirinci menurut kota, pada Mei 2023, Samarinda mengalami inflasi 0,11 persen dengan IHK 113,65. Untuk Balikpapan mengalami inflasi 0,33 persen dengan IHK sebesar 113,93. Pada Mei 2023 inflasi tahun kalender Samarinda sebesar 1,48 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,85 persen. Sedangkan Inflasi tahun kalender untuk Balikpapan sebesar 2,13 persen dan inflasi tahun ke tahun 4,34 persen. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiylinda