Siapa sosok dalam video viral seorang jemaah haji lansia yang ingin turun dari pesawat karena lupa memberi makan ayam, terungkap. Dia adalah Juhani, jemaah haji asal Majalengka yang berusia 95 tahun.
Ditemui di Taibah Front Hotel Madinah, Juhani membenarkan bahwa sosok viral itu dirinya usai diperlihatkan potongan video. Katanya, dia selalu memberikan makan ayam-ayamnya setiap hari secara langsung.
Namun, usia tampaknya membuat ingatan Juhani lemah. Dia tidak ingat apapun soal peristiwa di pesawat itu jika tidak ditunjukkan potongan videonya. Ustaz Yuyud Aspiyudin, Petugas Haji Daerah Majalengka yang merekam peristiwa itu mengatakan, Juhani mengalami demensia. Penurunan fungsi otak itu yang membuat jemaah dengan sapaan akrab Abah Juhani itu mudah lupa.
Usai peristiwa di pesawat, dia mencoba mengkonfirmasi kepada anak Juhani perihal ayam yangupa diberi makan itu. Ternyata, Juhani tidak punya ayam. “Yang punya ayam itu anaknya. Abah tidak punya ayam. Tapi, setiap hari yang memberi makan ayam-ayamnya itu ya si abah ini,” katanya, Minggu (4/6) sore.
Yuyud menjelaskan, waktu penerbangan itu Abah Juhani sudah mulai gelisah sejak awal. Dia mulai bolak-balik dari depan ke belakang. "Tidak mau diam duduk di kursinya,” terangnya. Setelah tiba di bandara Madinah, abah meminta keluar mau kasih makan ayam. Upaya itu gagal karena ada pramugari maskapai yang menahan keinginan Abah Juhani untuk turun. “Informasi yang saya dapat, abah ini sudah seringkali bercerita soal ayam dengan jemaah di sampingnya, ibu-ibu,” tambahnya. Setelah itu, dia sengaja merekam kejadian itu. Ia sudah pamit ke pramugari dan diperbolehkan. Ia tidak menyangka, ternyata videonya viral di media sosial.
DEMENSIA
Juhani, calon jemaah haji berusia 95 tahun asal Majalengka yang viral karena video ingin turun dari pesawat untuk memberi makan ayam ternyata sedang tidak sehat. Dia didiagnosa mengalami demensia atau penurunan fungsi otak. Itu membuatnya mudah lupa meski baru saja melakukan kegiatan.
Demensia juga menjadi alasan kenapa Juhani tidak ingat mengenai kejadian di pesawat itu. Dia baru ingat dan tertawa setelah diperlihatkan kembali video itu di tempatnya menginap, hotel Front Taibah, Madinah.
Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter KJT 1 dr Amalia Pratiwi mengatakan, Juhani memang didiagnosa oleh dokter spesialis jiwa KKHI di Madinah mengalami demensia. “Diagnosanya memang demensia. Pertama, karena usianya lebih dari 60 tahun sehingga mengalami penurunan hilang ingatan,” katanya, Minggu (4/6).
Saat ditemui di hotel tempat menginap Juhani, dr Amalia Pratiwi sedang menghiburnya. Menurut dia, saat itu kondisi kakek Juhani memang belum stabil. Dia tidak mengetahui jika dirinya ada di pesawat dan sedang perjalanan haji.
“Yang dia ingat, dia ingin turun pesawat, kasih makanan untuk ayam-ayamnya. Padahal itu sudah sampai di bandara Madinah,” paparnya.
Setibanya di Madinah, pihaknya langsung mengkonsultasikan hal itu dengan dokter spesialis yang ada di KKHI Madinah. “Setelah itu, diberi obat penenang agar Juhani lebih tenang. Allhamdulillah dia bisa lebih tenang sekarang dan sadar kalau dia akan menunaikan ibadah haji,” urainya.
Dia mengatakan, kegelisahan Juhani itu setelah dua jam penerbangan sejak pertama kali terbang. Dia sudah tidak mau duduk, dan bolak-balik ke depan sampai belakang.
“Kemungkinan besar, Abah ini cemas karena tidak pernah naik pesawat. Dia gelisah ada di suasana yang baru dan tidak ada yang mengenalnya,” paparnya.
Sekarang, kata dia, perkembangannya sangat luar biasa. Abah Juhani lebih tenang. Dan dia sudah siap melaksanakan ibadah haji.
“Secara fisik, abah memang masih kuat. Hanya kalah dalam ingatannya saja. Abah juga beberapa kali salat berjamaah di Masjid Nabawi,” lanjutnya. Sekadar informasi, Juhani tergabung dalam embarkasi KJT 1 dan terbang minggu lalu. Setelah menempuh perjalanan 10 jam, dia tiba di Madinah. Juhani memiliki tiga orang anak, dan lima orang cucu. (*)