Wisata alam di area konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis di Desa Petangis Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, tiap tahun terus dikembangkan fasilitasnya.
DESTINASI wisata ini luasnya 3.400 hektare. Sejak lama menjadi salah satu pilihan berwisata menikmati suasana alam dan pemandangan hutan. Di sini juga ada berbagai satwa langka seperti rusa. Jarak lokasi wisata ini hanya sekitar satu jam dari Kota Tana Paser.
Kabid Pengelolaan Tahura, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Paser, Syarifudin, mengatakan bahwa tiap tahun terus dilakukan pembenahan. Selain area konservasi hutan, Tahura Lati Petangis juga dijadikan objek wisata alam. Hal tersebut dilakukan berdasarkan evaluasi saat para pengunjung datang ke area tersebut kala libur Lebaran maupun libur perayaan hari besar lain. Perlahan pihak pengelola tahura mulai memperbaiki sarana pendukung, terutama di area danau.
"Tahun ini kami fokus pengembangan wahana outbound," kata Syarifudin, Jumat (2/6). Syarifuddin mengatakan, kendala selama ini untuk pengembangan objek wisata adalah anggaran dan personel yang kurang di lapangan. Pengelolaan tahura bersumber dana dari anggaran DBH-DR yaitu bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam (SDA) kehutanan dana reboisasi. Namun, anggaran tersebut serapannya lebih banyak kegiatan kehutanannya seperti pencegahan kebakaran hutan dan untuk peningkatan sarana.
Wisatawan yang berkunjung ke tahura, jika beruntung bisa melihat langsung primata yang hidup di alam liar seperti, kukang, lutung, puluhan jenis burung langka yakni kangkareng perut putih atau sering disebut masyarakat burung rangkong. Ada dua pasang burung tersebut dan sering terbang di pepohonan yang tinggi.
Beberapa pengunjung serta para petugas pernah berhasil mengabadikan gambar satwa langka tersebut. (jib/far/k16)