Tidur adalah kebutuhan biologis yang sangat penting bagi manusia. Namun ditengah tuntutan akademik yang tinggi dan gaya hidup yang sibuk, banyak mahasiswa seringkali mengabaikan tidur yang cukup demi menyelesaikan tugas-tugas kuliah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, belajar sebelum ujian tengah semester maupun akhir semester, dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Kurang tidur bukan hanya berdampak buruk pada kualitas akademik mahasiswa, tetapi juga memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan mahasiswa secara keseluruhan. Artikel ini akan menjelaskan bahaya kurang tidur bagi kesehatan mahasiswa.
Pertama-tama, kurang tidur dapat mengganggu fungsi kognitif seseorang. Mahasiswa yang kurang tidur seringkali mengalami kesulitan berkonsentrasi, kehilangan daya ingat, dan menurunnya kemampuan belajar. Ketika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperbaiki dan mengatur kembali informasi yang diterima selama hari itu. Akibatnya, mahasiswa mungkin mengalami kesulitan dalam memproses informasi baru dan menyerap materi pelajaran dengan efektif.
Dampak lainnya adalah kurang tidur juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Saat tidur, tubuh kita memperbaiki kerusakan sel dan memproduksi zat-zat penting seperti antibodi. Jika jam tidur terganggu atau tidak cukup, sistem kekebalan tubuh kita akan melemah. Mahasiswa yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena infeksi dan penyakit. Mereka sering mengalami pilek, flu, atau penyakit lainnya yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari dan berdampak negatif pada kualitas akademik.
Tidak hanya itu, kurang tidur juga dapat berdampak pada kesehatan mental mahasiswa. Studi telah menunjukkan hubungan yang kuat antara kurang tidur dan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres. Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan kimia dalam otak yang dapat mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan emosional seseorang. Mahasiswa yang sering kurang tidur mungkin merasa lebih mudah lelah, tidak termotivasi, atau bahkan mengalami penurunan mood secara keseluruhan.
Kurang tidur juga berdampak negatif pada pola makan dan metabolisme. Ketika mahasiswa kurang tidur, mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang kurang sehat dan memiliki kecenderungan untuk memilih makanan cepat saji atau camilan yang tinggi kalori. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi akibat kurang tidur, termasuk peningkatan hormon lapar dan penurunan hormon kenyang. Akibatnya, mahasiswa yang kurang tidur lebih rentan terhadap masalah berat badan berlebih, obesitas, dan penyakit terkait seperti diabetes tipe 2.
Kurang tidur juga meningkatkan risiko kecelakaan. Mahasiswa yang tidak tidur cukup mungkin mengalami kelelahan saat mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Kurang tidur dapat mengurangi waktu reaksi dan kemampuan konsentrasi, meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan lainnya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya bagi mahasiswa yang sering melakukan perjalanan jauh atau yang memiliki jadwal yang padat.
Terakhir, kurang tidur juga dapat mempengaruhi hubungan sosial mahasiswa. Ketika seseorang kurang tidur, ia cenderung menjadi mudah marah, mudah tersinggung, atau kurang sabar. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan mengganggu kehidupan sosial mahasiswa. Selain itu, kurang tidur juga dapat membatasi waktu yang seharusnya dihabiskan untuk bersosialisasi dengan teman-teman atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial lainnya. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan merugikan kesejahteraan emosional mahasiswa.
Dalam rangka menjaga kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa, tidur yang cukup sangat penting. Setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda, tetapi sebagian besar orang dewasa membutuhkan sekitar 7-9 jam tidur setiap malam. Mahasiswa harus menyadari bahaya kurang tidur dan mengutamakan tidur yang berkualitas sebagai bagian dari gaya hidup sehat mereka. Mengatur jadwal tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan buruk seperti begadang atau mengkonsumsi kafein berlebihan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.
Penulis : Muhammad Faruq Fajar
Mahasiswa FK Unair SMT 2