Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) memberikan dana alokasi khusus (DAK) Kemenkes sebesar Rp 20 miliar untuk peningkatan sarana dan prasarana kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Dengan rincian, Rp 12 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp 8 miliar untuk alat kesehatan.
PENAJAM-Selain menerima Rp 20 miliar tahun ini, RSUD Sepaku tipe D di Jalan Negara, Km 38, Sukaraja, Kecamatan Sepaku, akan menerima tambahan Rp 115 miliar untuk pembangunan fisik dan alat kesehatan dari Kemenkes. Total keseluruhannya akan mencapai Rp 135 miliar.
"Anggaran ini untuk penambahan bangunan Rp 80 miliar dan Rp 35 miliar untuk alat kesehatan," kata Jansje Grace Makisurat, kepala Dinas Kesehatan PPU, Senin (29/5). Grace mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun RSUD Sepaku seluas 18 hektare dengan empat lantai dan beberapa gedung A-F, untuk mendukung Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang akan diisi oleh ribuan tenaga kerja dan aparatur sipil negara (ASN) yang pindah dari Jakarta. Tahap awal 2023 sesuai rencana dibuatkan gedung baru untuk central sterile supply department (CSSD). Pembangunan Gedung E, yang difungsikan untuk rawat inap standar; dibuatkan gedung baru yang difungsikan untuk pemulasaran; penataan area parkir; dan dibuatkan pintu masuk melalui jalan samping area rumah sakit.
Detail engineering design (DED) yang dibuat Kemenkes RI dan softcopy-nya didapatkan Kaltim Post kemarin, pembangunan RSUD Sepaku menjadi rumah sakit representatif empat lantai itu mendasarkan pada proyeksi perkembangan jumlah penduduk dan pendatang ke IKN 2023-2039.
Jumlah penduduk PPU pada pemindahan tahap awal 2024 diestimasikan berjumlah 229.189 jiwa ditambah pekerja IKN 22.378 orang, dan pekerja atau pegawai yang bekerja di IKN 30.258, sehingga pada tahun tersebut jumlah penduduk menjadi 282.442 jiwa.
Sementara, tahap kedua pemindahan IKN dalam kurun 2025-2029 dalam proses pembangunan IKN pada 2029 jumlah penduduk bakal menjadi 451.731 jiwa. Jumlah ini diproyeksikan dari jumlah pekerja IKN sebanyak 51.728 orang dan pekerja atau pegawai yang bekerja di IKN sebanyak 85.186 orang. Jumlah penduduk ini mencapai puncaknya pada 2039 mencapai 1.504.802 jiwa.
Sesuai DED, potensi pasar RSUD Sepaku ini adalah banyaknya rencana pekerja yang bekerja bangunan pembangunan IKN sebanyak 16.000-233.000 orang berpotensi terhadap kecelakaan kerja. Kemudian, jalur lintas kabupaten dengan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat menjadi salah satu faktor tingginya kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di daerah itu. Tren lakalantas pada 2016-2020 menunjukkan angka konstan, naik, dan turun, yaitu 43,43,44, dan 92 pada 2019 dan 58 pada 2020. Lalu, potensi pasar lainnya adalah produksi pertanian tanaman perkebunan di kawasan tersebut ditinjau dari banyaknya petani, tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas. Komoditas kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan utama yang memiliki kemungkinan terjadi kecelakaan saat bekerja. (far/k15)
ARI ARIEF
[email protected]