JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung pengembangan kawasan di Jakarta. Meski, rencana pemindahan ibu kota negara tetap berjalan. Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan menara kembar guna pembangunan city center baru di sekitar Monas.
Salah satu caranya adalah meningkatkan nilai aset-aset BUMN. Tiga aset bernilai tinggi berada di selatan Monas. Yaitu, gedung Kementerian BUMN, gedung Menara Danareksa yang baru direnovasi dan diresmikan Jumat (26/5), serta BSI Tower yang sedang direnovasi.
Erick meminta Danareksa mendorong konsolidasi aset-aset BUMN di sekitar Monas agar mempersiapkan property fund. Termasuk milik Pertamina. ”Danareksa akan mencari skemanya. Secara kepemilikan akan tetap pada masing-masing (BUMN),” ujarnya.
Selain itu, gedung Danareksa dan BSI Tower disiapkan sebagai menara kembar yang memberikan nilai lebih pada kawasan city center Monas nanti. ”Karena memang kita punya cita-cita besar, ketika IKN akan berdiri, tentu nilai aset BUMN (di Jakarta) juga harus tetap kita tingkatkan. Seperti gedung ini (kantor BUMN), bisa saja nanti dirobohkan menjadi kompleks baru, disesuaikan dengan rencana DKI Jakarta,” bebernya.
Dalam cetak biru Plt gubernur DKI disebutkan rencana penghijauan kembali kawasan Monas. Proyek itu, menurut Erick, sama seperti saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, menghijaukan kawasan Gelora Bung Karno.
”Dengan rencana tersebut, dua titik ini saja, BSI Tower dan Menara Danareksa, menjadi titik yang mahal value-nya. Dan, kami membangun Menara Danareksa ini pun dengan perhitungan. Buktinya, dari target okupansi 75 persen, ternyata malah 82 persen. Artinya, ini sangat feasible,” papar pria yang juga menjabat ketua umum PSSI tersebut.
Dia menyatakan, kawasan Monas akan menjadi area yang sangat eksklusif dan menarik. ”Sebagai komparasi seperti yang ada di New York atau London,” katanya.
Peneliti Institute Development of Finance and Economics (Indef) Tauhid Ahmad menilai, BUMN sejatinya masih memiliki potensi lebih besar lagi dalam kontribusi untuk negara. Transformasi menjadi langkah tepat dalam mengikis ketimpangan antar-BUMN. Pemberian penyertaan modal negara (PMN) tidak boleh hanya menjadi ”obat” bagi BUMN untuk sekadar bertahan.
”Karena itu, langkah yang baik dilakukan menteri BUMN yang gencar melakukan konsolidasi, baik melalui merger maupun menutup BUMN yang terus-menerus mengalami kerugian dan tak punya proses bisnis pada masa yang akan datang,” tuturnya. (agf/c14/dio)
ASET BUMN BERDASAR SEKTOR USAHA (5 TERTINGGI)
Sektor Nilai
Keuangan dan asuransi Rp 5.417 triliun
Gas dan listrik Rp 1.618 triliun
Pertambangan Rp 1.319 triliun
Transportasi Rp 514 triliun
Konstruksi Rp 378 triliun
Sumber: BPS