Kecelakaan di turunan Muara Rapak, Balikpapan kembali terulang. Tragedi itu justru terjadi saat pemerintah kota berupaya mencegah insiden dengan merekayasa lalu lintas.
BALIKPAPAN-Upaya pemerintah melebarkan jalur turunan Muara Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas tampaknya tak berjalan mulus. Tragedi kembali terulang. Tadi malam (24/5) sekitar pukul 22.30 Wita, seorang pengendara sepeda motor tewas setelah diseruduk truk kontainer.
Mirisnya, kecelakaan terjadi di tengah berlangsungnya rekayasa jalan yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan. Rekayasa yang dimulai pukul 19.00 Wita tersebut dengan cara memisahkan jalur menggunakan water barrier. Membuat jalur khusus antara kendaraan bertonase tinggi dengan kendaraan kecil.
Informasi yang dikumpulkan Kaltim Post di lokasi kejadian, diduga truk kontainer bernomor polisi KT 8846 AJ mengalami rem blong. Sehingga, saat menurun langsung melindas pengendara sepeda motor bernomor polisi KT 2238 ZC di depannya. Truk yang melaju pun akhirnya berhenti setelah menghantam bangunan ruko yang digunakan sebagai tempat kursus. Di seberang simpang lampu merah arah Kebun Sayur, Balikpapan Barat. Dengan kondisi lampu depan kendaraan masih menyala.
Sopir dan kenek truk dikabarkan melarikan diri sesaat setelah menabrak korban. Salah satu saksi, Kana (48) mengaku, truk memang melaju dengan kencang dari arah Samarinda. “Seperti tidak ada remnya, truk itu melaju saja,” kata Kana, tadi malam.
Saat kejadian, Kana mengaku baru saja mengantar penumpang dengan angkot yang dia kendarai. “Saya baru saja melihat jam tangan, tiba-tiba truk sudah melaju menabrak motor di sebelah saya,” bebernya.
Saat tengah berhenti karena lampu merah sedang menyala. Tiba-tiba saja, truk membawa kontainer hijau langsung menyambar pengendara motor yang tengah berhenti di lampu merah. Korban sendiri tergeletak di sisi kiri jalur tanjakan. Di bawah tiang lampu merah. Bersebelahan dengan sepeda motor bebek biru milik korban. Disebut salah seorang relawan, jenazah korban lantas dibawa ke RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo.
Setelah kejadian, lokasi kecelakaan langsung dibanjiri masyarakat. Mengakibatkan kemacetan di ruas-ruas jalan, baik yang menuju Jalan Soekarno-Hatta maupun Ahmad Yani. Tidak hanya petugas dari kepolisian, di lokasi hadir pula Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud.
“(Rekayasa lalu lintas) tetap dilanjutkan. Selebihnya nanti kita lihat besok (hari ini) bagaimana kronologis lengkapnya dari pihak berwenang. Kami juga tindak lanjuti ini dari asosiasi apakah (truk) ini layak atau tidak. Menunggu hasil dari uji kendaraan. Kalau ini bermasalah, izinnya kita cabut,” ucap Rahmad.
Terkait rencana flyover, Rahmad menyerahkannya ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Karena kewenangan ada di sana. “Katanya belum perlu. Tapi ‘kan ada langkah perbaikan. Buktinya ada pelebaran (jalan). Ini langkah jangka pendek. Jangka panjang mungkin flyover akan kami siapkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Balikpapan Adwar Skenda Putra menjelaskan, beruntung sebelum kejadian dilakukan rekayasa lalu lintas jalan. Karena menurutnya, jika rekayasa itu tidak dilakukan, maka peristiwa akan lebih buruk. “Kami masih menghimpun data. Kami akan evaluasi lagi. Kami akan batasi dan tertibkan lagi (truk) dari Kilometer 13 ke bawah. Soalnya, ini asalnya dari Terminal Peti Kemas Kariangau,” ujarnya. Sementara, Dishub Balikpapan menyimpulkan kondisi truk tidak layak membawa kontainer dan kir kendaraan sudah mati.
Sebelumnya, kecelakaan maut pernah terjadi pada 21 Januari 2022. Saat itu pukul 06.15 Wita. Di saat arus kendaraan di turunan Muara Rapak mulai padat, sebuah truk KT 8534 AJ yang dikemudikan Muhammad Ali gagal melakukan pengereman. Hingga menyeruduk puluhan kendaraan baik roda empat maupun roda dua yang sedang berhenti di traffic light.
Tragedi Muara Rapak hari itu mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan puluhan orang luka berat dan ringan. Hal itu kemudian memantik reaksi publik, mendesak pemerintah membuat solusi permanen mencegah kejadian serupa. Karena menurut data, turunan Muara Rapak sudah banyak menelan korban dari 13 kali kecelakaan dalam 12 tahun terakhir. Akibat peristiwa itu, Pemkot Balikpapan pun sempat membatasi sementara jam melintas bagi kendaraan besar. (rom/k15)
M RIDHUAN
[email protected]