Habitat ikan tangkapan di perairan Penajam Paser Utara (PPU) semakin minim. Hal ini membuat nelayan merasa sudah tidak memungkinkan lagi memenuhi pendapatannya dari hasil melaut. KONDISI ini diperparah dengan banyaknya kapal perusahaan yang parkir di depan Pelabuhan Jenebora sehingga mengganggu aktivitas nelayan di perairan dangkal.
Ketua Koperasi Usaha Bersama (KUB) Nelayan Lama, Jenebora, Muhammad Aryzal Rahman mengatakan, selain pengaruh iklim, kapal – kapal milik korporasi turut mempengaruhi aktivitas melaut. Kapal tongkang yang besar menutupi posisi atau spot untuk mencari ikan.
“Salah satunya kawasan untuk tangkapan lobster di daerah terumbu karang. Nah kita lihat sekarang, di depan Jenebora banyak kapal – kapal tongkang yang parkir. Akibatnya, sering jaring – jaring untuk menangkap lobster sobek akibat jangkar kapal tersebut,” ujarnya.
Akhirnya, timbul rasa khawatir untuk membentang jaring di dalam air. Sebab, jika terjadi sesuatu pihak kapal tongkang belum tentu mau ganti rugi, kebanyakan nelayan malah gigit jari.
“Selain masalah terumbu karang. Ada lagi kasus terkait sulitnya menjaring udang white. Masyarakat yang dari pagi hari mau membentangkan jaring akhirnya tidak bisa. Lantaran ada kapal tongkang yang datang. Padahal di tempat itu merupakan spot biasa mereka menangkap udang,” katanya.
Menurutnya, beberapa upaya sudah dilakukan. Dengan mendatangi pemilik kapal untuk berkomunikasi agar kapal mereka dipindahkan. Ada yang bersedia, dan ada pula yang tidak. Dengan alasan karena sudah ditentukan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan.
Melalui media ini, masyarakat nelayan berharap dapat difasilitasi. Misalnya rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD bersama pemangku kebijakan terkait. “Yang kasihan para nelayan. Di situlah tempat mereka mencari nafkah. Cuma karena nelayan juga merupakan masyarakat kecil, jadi tidak bisa berbuat banyak. Tidak bisa apa- apa. Apalagi berbenturan dengan alasan titik parkir,” jelasnya.
Dirinya berharap, para nelayan bisa mencari rezeki di situ lagi. Dalam RDP nanti, para nelayan mengaku ingin meminta agar parkir – parkir kapal tersebut bisa dibenahi. Parkirnya diatur sedemikian rupa, dengan melibatkan para nelayan untuk menentukan ulang titik – titik parkir, dengan posisi yang tidak mengganggu spot tangkapan nelayan. (far)
Ahmad Maki