SAMARINDA–Makmur HAPK resmi menanggalkan seragam Golkar yang membesarkannya pada pemilu legislatif mendatang. Pengunduran diri diajukannya ke partai yang mengantarkannya duduk di singgasana Karang Paci, sebutan DPRD Kaltim. Gerindra, diakui politikus gaek asal Berau itu, jadi pelabuhan anyar yang ditujunya untuk kembali berlaga pada Pemilu Serentak 2024.
Namanya pun santer disebut-sebut telah masuk daftar bacaleg yang diajukan DPD Gerindra Kaltim ke KPU Kaltim pada 13 Mei lalu. Dikonfirmasi ihwal ini, Ketua DPD Gerindra Kaltim Andi Harun memilih berkomentar politis. “Urusan rekrutmen, screening bacaleg, konfirmasi kesiapan maju hingga penyusunan nama final sepenuhnya di Bapilu,” tuturnya dikonfirmasi (19/5).
Ditegaskan AH, begitu Andi Harun disapa, semua bacaleg yang diajukan Gerindra di KPU Kaltim atau KPU di 10 kabupaten/kota se-Kaltim masih berpotensi berubah. Menyesuaikan proses verifikasi dari KPU. Disinggung soal nama Makmur dalam daftar bacaleg Gerindra, AH sekali lagi menegaskan. “Semua di Bapilu. Tugas penyusunannya (daftar bacaleg) di sana,” ungkapnya.
Namun, lanjut dia, Gerindra sangat menyambut dan akan membuka ruang selebar-lebarnya untuk kehadiran Makmur ke partai besutan Prabowo Subianto itu di Kaltim. Gerindra pun siap memberikan dukungan psikologis untuk Makmur dan keluarga, serta pendukungnya jika ingin berjuang bersama di bawah panji-panji Gerindra dalam kontestasi mendatang.
“Jelas kami sambut. Gerindra bakal menyediakan ruang yang luas, khususnya ruang psikologis untuk beliau dan keluarga serta pendukung beliau,” tegas pria yang saat ini menjabat wali kota Samarinda. Baginya, Makmur merupakan figur dengan nama besar. Pada Pileg 2019, suara yang didulang Makmur teramat fantastis. Dari semua caleg terpilih kala itu, termasuk dirinya, Makmur jadi satu-satunya caleg dari 55 caleg terpilih di mana dukungan suara yang didapat, mampu memenuhi standar bilangan pembagi pemilih dalam metode Webster atau Sainte Lague yang diterapkan KPU.
Metode ini pun masih akan diterapkan dalam pemilu mendatang. Pengalaman politik Makmur, sambung AH, jelas tak bisa dipandang sebelah mata. Yang paling diingat, jelas dua periode memimpin Kabupaten Berau. “Pak Makmur tokoh besar dan pribadi yang humble. Terlepas dia merapat ke Gerindra, jelas dia tokoh yang wajib dikagumi dan jadi teladan bagi politikus-politikus muda se-Kaltim. Termasuk saya sendiri mengagumi beliau,” ucapnya.
Menjadi partai nomor wahid untuk pemenangan dukungan dalam pileg, jelas jadi target semua partai yang berkontestasi. Termasuk Gerindra. Kedatangan Makmur, sebut AH, jelas membawa angin segar untuk Gerindra agar bisa mencapai target tersebut.
Soal hasil seperti apa di hari pencoblosan pada 14 Februari 2024, apapun hasilnya harus diterima dengan lapang dada. Namun, Gerindra memastikan mesin politiknya akan bekerja maksimal untuk menjadi partai pemenang dukungan di Kaltim.
“Tak mungkin ada partai yang ingin jadi nomor dua, selalu nomor satu. Begitu pun kami,” imbuhnya. Diwartakan sebelumnya, pendaftaran bacaleg DPRD Kaltim yang berakhir Minggu (14/5) memunculkan kejutan. Makmur HAPK, tokoh senior Golkar asal Kabupaten Berau yang sebelumnya menjabat ketua DPRD Kaltim, memilih hengkang dan berlabuh ke Gerindra.
“Saya pindah ke Gerindra. Saya daftar ke Gerindra. Saya juga sudah mengajukan ke Golkar pengunduran diri. Saya tidak mau sembunyi-sembunyi. Mau diberhentikan, mau dipecat ya sudah silakan. Saya tidak repot. Enggak masalah. Persoalan seperti ini harus dihadapi,” ujar Makmur. Soal target di Gerindra, Makmur mengatakan tidak ingin sekadar masuk partai atau sekadar duduk sebagai wakil dari Gerindra. “Yang terpenting saya akan mempersembahkan sesuatu bagi Gerindra sebagaimana selama ini sebagai politikus di Golkar,” ungkapnya.
Meskipun Makmur mengaku keluar dari Golkar dengan suasana yang kurang nyaman setelah dilengserkan di tengah jalan dari posisi ketua DPRD, dia menegaskan tidak akan mengajak rekannya untuk ikut pindah. Dia hanya mengajak keluarganya. Untuk masyarakat pemilih, menurutnya adalah urusan masing-masing pemilih.
“Saya mohon pamit kepada kader-kader Golkar. Saya sampaikan supaya jangan jadi pengkhianat partai,” ungkapnya. Sekretaris DPD Golkar Kaltim Husni Fahruddin tak menampik adanya pengunduran diri Makmur HAPK. Menurut pria yang karib disapa Ayub itu, pergantian seragam partai jelang pemilu merupakan hal yang wajar dan lumrah. Karena itu, hal seperti ini tidak perlu ditanggapi begitu sensitif. “Lumrah dan wajar saja. Kawin-cerai seperti itu kan dinamika politik. Enggak perlu baper,” tuturnya. Silih bergantinya kader yang hadir, sambung dia, tak mengganggu megahnya visi-misi Golkar dalam mengawal aspirasi masyarakat. “Kami tidak perlu baper dan menyatakan hal-hal yang dianggap tak dewasa dalam berpolitik,” katanya. (riz/k8)
Bayu Rolles
[email protected]