MARAKNYA kunjungan wisatawan ke Balikpapan pada akhir pekan menuntut hadirnya restoran yang buka 24 jam. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sahmal Hurip mengaku kerap mendapat keluhan tersebut dari tamu luar daerah, terutama Jakarta.
"Orang yang datang ke sini selain cari penginapan kan mereka butuh makan. Cuma bagi tamu dari luar yang ingin cari makan di atas jam 1 dini hari itu kesulitan. Mereka mau makanan lokal, cuma di sini mereka bingung harus ke mana," kata Sahmal, Jumat (19/5).
Peluang itu menurutnya tidak boleh sampai lepas. Dia berharap, pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) dapat menangkap itu. "Itu bisa jadi peluang bagi teman-teman yang bergerak di bidang kuliner maupun oleh-oleh," sambungnya.
Seiring masifnya pembangunan proyek ibu kota negara (IKN) baru, kunjungan di Balikpapan memang meningkat signifikan. Terlebih beberapa proyek strategis nasional seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) atau perluasan kilang Balikpapan. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Balikpapan mendata, angka penduduk pada 2022 mengalami peningkatan 6 ribu jiwa.
Sebelumnya angka penduduk Balikpapan hanya 704.110 jiwa. Diprediksi pendatang akan masih terus bertambah. Ditambah berbagai penunjang dan perkembangan infrastruktur memadai, sehingga diminati masyarakat.
Sebagai salah satu destinasi kuliner lokal ternama, Manager Decafe Pastry and Bakery Balikpapan Suroso mengatakan, untuk saat ini, pihaknya belum dapat beroperasional 24 jam. Mengingat beban biaya produksi pasti membengkak. Kendati jumlah pengunjung kian melesat naik, hanya jumlahnya masih belum stabil. Terlebih Balikpapan masih bergantung dengan event-event yang dilaksanakan.
"Tidak akan nutup biayanya. Banyak pertimbangannya. Biaya produksi dan perawatan, belum lagi biaya pengeluaran lainnya. Namun bila IKN nanti sudah selesai pembangunannya, kantor dan pegawai sudah berpindah, itu mungkin akan ada pertimbangan lagi. Kalau dari manajemen sih sekarang belum bisa melayani 24 jam," ucapnya.
Terkait keluhan dari tamu luar daerah, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Yaser Arafat menuturkan, itu bisa menjadi usulan ataupun masukan bagi pemerintah kota. Menyajikan satu tempat yang mampu diakses secara cepat, agar tamu mendapatkan kuliner ataupun pusat oleh-oleh dengan terjangkau.
Berkaca dari beberapa kota besar seperti Jakarta maupun Jogjakarta, menyambut IKN dan tamu-tamu yang membeludak, lokasi kuliner malam memang harus diperbanyak. Tersentral, dilengkapi fasilitas penerangan maupun parkiran memadai. Berkolaborasi dengan berbagai pelaku UMKM maupun penjaja kuliner lainnya, agar tamu bisa merasakan aneka kuliner Nusantara.
Supaya menjadi pemasukan pula bagi daerah, itu bisa memanfaatkan gedung pemerintahan ataupun area taman kota. "Ini bisa jadi terobosan dan pemasukan tambahan bagi Balikpapan, bukan cuma rekan-rekan UMKM atau masyarakat yang merasakan, tapi bisa juga berkolaborasi sama perbankan agar transaksi melalui QRIS pun bisa ditingkatkan," tuturnya.
Beberapa lokasi seperti Taman Bekapai maupun Melawai sudah ramai dikenal, tetapi bisa lebih ditata dan kuliner yang disajikan lebih bervariasi. Spot-spot area kuliner malam ini menurutnya masih dapat ditambah. Juga untuk mengurangi penumpukan yang terjadi di satu kawasan. Sehingga tamu dari luar kota merasa lebih nyaman dan dapat mencoba beragam kuliner.
"Tahun depan ada puluhan ribu, bahkan sampai ratusan orang berpindah ke Kaltim. Balikpapan juga semakin padat. Jadi kita perlu menyambut IKN ini dengan menghadirkan kuliner Nusantara. Sambil berbisnis pun, kita bisa mengharumkan nama Balikpapan sebagai beranda IKN," pungkasnya. (ndu/k8)
Ulil
[email protected]