Bukaan lahan di Mahulu akan semakin digencarkan menyusul dengan kesadaran pentingnya ketersediaan kebutuhan pokok, yakni beras di dalam Tanaa Urip Kerimaan.
---
UJOH BILANG –Pemkab Mahulu melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) segera menyediakan ekskavator mini untuk mendukung bukaan lahan bagi masyarakat Mahulu.
Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh menuturkan, dukungan pemerintah tidak berhenti hingga siap panen sekali dan dua kali saja, terus berinovasi dalam meningkatkan performa pertanian modern yang dimulai pada dua tahun lalu.
“Dengan adanya ekskavator mini nanti, pembersihan lahan akan lebih baik lagi bapak ibu, tunggul-tunggul atau sisa pohon bisa disingkirkan,” ujar Bupati kepada peserta Temu Wicara dalam sesi Panen Raya Lahan 10 Ha di Long Pahangai, Jumat (24/3).
Masih sejalan dengan program Pemkab Mahulu, berupaya membantu kinerja masyarakat dengan alat berat nantinya, dengan tujuan waktu yang ditentukan dalam membuka lahan akan dipercepat sehingga kejar waktu dengan kondisi alam terutama hujan bisa dilakukan.
Penggunaan ekskavator mini tersebut sudah sesuai ketentuan Mendes PDTT Nomor 8/2022 tentang prioritas Dana Desa 2023 serta didukung dengan Perbup Nomor 43/2022 tentang prioritas alokasi dana kampung (ADK) tahun 2023.
Tidak dimungkiri, banyaknya lahan yang belum bisa ditanami merupakan masalah dari hujan yang jumlahnya banyak akhir-akhir ini, sehingga tidak sempat membersihkan lahan yang sudah dibuka. Akhirnya, lahan tidak bisa ditanami karena belum melewati proses pembakaran sisa tebasan.
“Kebijakan ini digodok sama DPMK, nantinya pengajuan. Kita dorong masyarakat ini supaya bisa sukses lagi, bukaan lahan bisa semakin luas dan panen semakin besar. Mereka juga semangat dengan alat yang bisa membantu pekerjaan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala DPMK Damianus Tamha mengatakan, saat ini dalam proses aturan supaya pengadaan bisa dilaksanakan dengan legal dan tidak bermasalah, tentunya ini akan meningkatkan performa pertanian lahan kering modern di Tanaa Urip Kerimaan. “Pembelian dan pelaksanaan bukan pemerintah kampung, tetapi melalui BUMKa,” ujarnya.
Berdasarkan pada kenyataan lapangan penggunaan mekanisasi akan naik sekitar 10 sampai 15 persen, dengan penambahan luas tanam karena membersihkan tunggul atau sisa kayu. Saat ini, pembukaan lahan memang dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang panjang dan jumlah pekerja yang banyak, memang bukan masalah dengan budaya masyarakat sekitar yang sudah terbiasa dengan saling bantu membantu. Tetapi, jika tidak cepat membersihkan maka keburu kena hujan seperti yang terjadi sebelumnya.
Belum lagi masyarakat juga punya lahan masing-masing yang untuk panenan keluarga dalam rumah, bila terlalu banyak menyita waktu warga, dikhawatirkan akan membuat lahan pribadi juga tidak maksimal hasilnya. Dari segi operasional, pembersihan lahan akan lebih murah dan cepat dengan mekanisasi kalau sementara ini menggunakan tenaga manusia biaya operasional lebih tinggi.
Dalam rangkaian acara itu, Bupati Bonifasius Belawan Geh beserta istri Yovita Bulan juga berkesempatan menanam benih pohon buah di sepanjang jalan ladang menetap tersebut, sebagai contoh untuk menanam tanaman pendamping untuk menambah penghasilan. (*/sya/rdh/k15)