Pelaku usaha diminta untuk tetap optimistis menatap tantangan ekonomi tahun ini. Walau dihantui resesi ekonomi global, perekonomian Bumi Etam diyakini tetap tumbuh positif pada rentang 4,30-5,10 persen (year on year/yoy).
SAMARINDA - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Dayang Donna Faroek berharap, resesi ekonomi yang diperkirakan masih berlanjut tidak membuat pengusaha pesimistis. “Kita tidak perlu over thinking dengan prediksi resesi ekonomi. Kami masih optimistis, ekonomi Indonesia khususnya Kaltim masih terus tumbuh sepanjang tahun meski terjadi pelemahan secara global,” tegasnya, Selasa (21/3).
Kadin sebagai mitra pemerintah tentunya sepakat dan tetap optimistis ekonomi akan terus tumbuh sepanjang tahun ini, meskipun iklim ekonomi global kurang kondusif atau mendukung pertumbuhan di negara-negara berkembang. Saat ini, ekonomi global diprediksi melambat di tengah tekanan. Bersumber dari proteksionisme terhadap komoditas pangan dan energi sehingga mengganggu rantai pasok global.
Namun demikian, tekanan inflasi global diprakirakan sudah mencapai puncaknya dan menunjukkan kecenderungan menurun seiring dengan kebijakan normalisasi suku bunga bank sentral, di negara-negara besar dalam rangka pengendalian inflasi.
Pertumbuhan ekonomi di negara mitra utama Kaltim, yaitu Tiongkok dan Jepang juga diyakini bisa lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan ekonomi India tumbuh positif meski melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diprakirakan sebesar 2,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan 2022 sebesar 3,4 persen (yoy).
Sejalan dengan kondisi tersebut, risiko ketidakpastian pasar keuangan global memberikan tekanan pada aliran modal portofolio asing, serta menekan nilai tukar di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, meski tidak setinggi tahun 2022.
“Saat ini, bisnis di Kaltim sudah berjalan dengan baik, sudah mulai banyak pelaku usaha yang kembali terlibat di proyek pemerintahan. Lalu, sudah ada beberapa teman yang terlibat pembangunan IKN,” ungkapnya.
Apalagi bisnis utama Kaltim, yaitu pertambangan batu bara masih berjalan baik. Sehingga, membuat ekonomi Kaltim tetap kuat, meskipun resesi ekonomi global diprediksikan terus berlanjut. “Untuk mewujudkan optimisme perekonomian terus tumbuh, perlu dilakukan berbagai cara seperti meningkatkan daya beli masyarakat dan konsumsi,” terangnya.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2025 mampu tumbuh dalam kisaran 4,9-5,7 persen, didukung oleh hilirisasi industri, ekspor, dan digitalisasi ekonomi. “Secara keseluruhan dalam jangka menengah panjang tahun 2025, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi bisa naik kembali 4,9-5,7 persen, bahkan bisa lebih tinggi hingga kemudian 2028 (tumbuh) 5,1-5,9 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Perry mengatakan, bahwa dalam jangka menengah panjang BI akan terus mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, baik pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri dan ekspor maupun reformasi struktural dan digitalisasi ekonomi serta peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, BI memperkirakan inflasi tetap rendah sekitar dua setengah persen plus minus satu persen, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat. Defisit transaksi berjalan juga diperkirakan tetap terkendali pada tingkat yang rendah, sehingga menopang stabilitas nilai tukar rupiah, kenaikan cadangan devisa, dan ketahanan sektor eksternal Indonesia.
Di samping itu, BI memperkirakan prospek ekonomi Indonesia 2023-2024 terus melanjutkan pemulihan dan kebangkitan di mana ekonomi Indonesia 2023 diprediksi tumbuh pada kisaran 4,5-5,3 persen dan lebih tinggi pada 2024 di kisaran 4,7-5,5 persen. Inflasi 2023 diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran tiga plus minus 1 persen, dengan inflasi inti terjaga di sekitar 3 persen.
Sedangkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) akan kembali di bawah empat persen mulai September 2023, dan ditargetkan berada di dua setengah plus minus 1 persen pada 2024. Selanjutnya, pertumbuhan kredit akan tumbuh pada kisaran 10-12 persen pada 2023 dan 2024. Stabilitas eksternal akan tetap terjaga.
Ekonomi dan keuangan digital juga akan meningkat pada 2023 dan 2024 didukung dengan perkembangan e-commerce, uang elektronik, dan digital banking. Secara keseluruhan, dengan lintasan prospek kebangkitan ekonomi Indonesia tersebut, Perry mengatakan Indonesia diperkirakan mampu menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada 2047. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda