Group PT Perkebunan Nusantara terus berbenah, Holding BUMN Perkebunan ini secara resmi mengumumkan rencana pemisahan dan penggabungan beberapa entitas.
TIGA belas PT Perkebunan Nusantara segera digabungkan menjadi subholding sawit dan subholding pengelola aset perkebunan unggul. Penggabungan dilakukan dalam waktu dua bulan ke depan sebagai bagian dari transformasi menyeluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI, dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV atau nantinya dikenal sebagai Subholding PalmCo. Sedangkan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV akan bergabung ke dalam PTPN I atau nantinya dikenal sebagai Subholding SupportingCo.
Rencana penggabungan sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan, juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
“Penggabungan Subholding PalmCo dan SupportingCo diharapkan segera terlaksana dalam waktu dua bulan ke depan atau Mei 2023. Subholding PalmCo ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Muhammad Abdul Ghani, Selasa (21/3).
“Selain itu, PalmCo berencana membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO/tahun pada 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan rencana program B40, pembangunan pabrik Bio CNG pada enam PKS yang berada di dalam PalmCo sampai 2024 melalui kerja sama kemitraan dan melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai tahun 2026,” tambah Ghani.
Sementara itu, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.
Dengan penggabungan, Holding Perkebunan Nusantara yang awalnya memiliki 13 anak perusahaan PTPN (PTPN I-XIV) akan menjadi tiga subholding yang mendukung ketahanan pangan, yaitu SugarCo (telah berdiri 2021) yang akan merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional, sedangkan PalmCo akan meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Kemudian SupportingCo yang akan menjadi pengelola aset perkebunan unggul.
Pembentukan PalmCo dan SupportingCo adalah bagian dari transformasi PTPN, di mana dalam dua tahun terakhir transformasi PTPN menghasilkan kinerja yang meningkat. Pada 2021, PTPN Group mencatatkan laba bersih Rp 4,64 triliun dan dan EBITDA sebesar Rp 14,18 triliun. Kemudian pada 2022, laba bersih mencapai Rp 6,02 triliun, atau naik 30 persen secara tahunan (yoy), dan EBITDA Rp 15,83 triliun.
Diharapkan, PalmCo akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih 600 ribu ha pada 2026 dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. (adv/jib/rdh/k8)