SANGATTA – Segala dampak dari inflasi harus benar-benar diantisipasi sedini mungkin selama Ramadan nanti. Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur (Kutim) pun mengantisipasi dengan akan menggelar pasar murah yang ditujukan kepada masyarakat tidak mampu.
Ya, 300 paket sembako akan disediakan saat pasar murah digelar di Kecamatan Teluk Pandan. Hal itu jelas untuk mengantisipasi inflasi di awal Ramadan mendatang. “Paling maksimal pertengahan bulan puasa digelarnya,” kata Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Achmad Doni Erviady.
Adapun setiap paket sembako, kata dia, terdiri dari beras, minyak, gula, the, dan sebagainya yang dinilai harganya sedang tidak stabil. Adapun sasarannya, masyarakat kurang mampu kecamatan tersebut. “Nanti, sasarannya enam desa. Jadi, setiap desa diberikan kuota 50 paket,” ungkapnya.
Dia memastikan, pihaknya tidak hanya menyediakan paket sembako saja. Melainkan akan bersamaan dengan produk UMKM dan UKM. Sehingga, nanti akan berkoordinasi dengan Dekranasda Kutim untuk teknisnya.
“Nanti, yang dapat kupon dari kecamatan bisa menukarkan kuponnya di pasar murah. Dengan membawa salinan KTP, KK, dan uang Rp 100 ribu,” bebernya.
Adapun setiap paketnya seharga Rp 304 ribu. Namun, pihaknya memberikan subsidi hingga Rp 204 ribu. Sehingga, masyarakat hanya perlu membayar Rp 100 ribu untuk setiap paketnya. “KTP dan KK nanti diinput oleh petugas. Dari situ, sebagai pengawasan bagi yang sudah dapat. Jadi, tidak bisa dapat lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengatakan, sejauh ini inflasi di Kutim masih terkendali. Meski ada kenaikan harga beberapa bahan pokok. Di antaranya cabai rawit, dari harga Rp 60.317 per kilogram naik menjadi Rp 67.857. Sementara, cabai besar Rp 34.476 per kilogram naik menjadi Rp 41.951 per kilogram.
“Tapi, ada juga yang turun. Seperti bawang merah, dari Rp 47.788 per kilogram menjadi Rp 41.476 per kilogram. Bahan pokok yang lain saat ini masih normal,” ungkapnya.
“Termasuk para petani di Kutim diberikan bantuan pupuk bersubsidi, dalam mengembangkan sektor pertanian untuk meningkatkan hasil produksi,” terangnya. (dq/ind/k15)