Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Paser menginstruksikan agar kepala satuan pendidikan/sekolah dari jenjang TK, SD, dan SMP agar mengurangi aktivitas peserta didik di luar ruangan/kelas karena terendam banjir.
TANA PASER - Kepala Disdikbud Paser M Yunus Syam mengatakan, jika kondisi ketinggian air di satuan pendidikan dapat membahayakan keselamatan peserta didik, kepala sekolah dapat meniadakan kegiatan proses belajar-mengajar/meliburkan siswa paling lama dua hari yang dapat diperpanjang apabila kondisi air belum surut.
"Untuk siswa agar diberikan kegiatan penugasan rumah (PR) atau belajar dari rumah," kata Yunus Syam, Senin (20/3).
Yunus meminta pihak sekolah melaporkan kebijakan meliburkan siswa akibat banjir atau belajar dari rumah (BDR), disertai narasi ketinggian air dan fasilitas sekolah yang terendam, serta kerusakan sarana dan prasarana sekolah akibat banjir disertai foto.
Laporan ini disampaikan kepada satuan pendidikan TK kepada bidang PNF, satuan pendidikan SD ke bidang pembinaan SD, satuan pendidikan SMP ke bidang pembinaan SMP.
Proses belajar-mengajar aktif kembali jika kondisi air sudah mulai surut. Bagi semua satuan pendidikan yang tidak terdampak banjir, proses belajar-mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Untuk pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) tetap bekerja sebagaimana biasa dan dapat menggunakan pada hari tersebut untuk membuat perencanaan pembelajaran selama masa libur banjir atau belajar dari rumah guna akselerasi selama ketertinggalan pembelajaran karena libur banjir.
Data sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser, terdapat 22 sekolah terdampak banjir. Yakni, 5 SMP, SMP 2, 3, 4, 5 dan 7 Long Kali. Ada 13 SD, yakni SD 011, 007, 012, 002, 030, 018, 029, 010, 027, 003, 001, dan 031 Long Kali. Serta empat Taman Kanak-Kanak meliputi TKIT Ar Rasyidin Mendik, TK Al Munawaroh Long Kali, TKIT Al Azhar 4 Long Kali, dan TK Al Karomah Adang Jaya Long Ikis. (jib/far/k16)