SAMARINDA–Jelang Ramadan pada minggu keempat Maret, pemkot terus memantau kondisi perekonomian melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID).
Rencananya dalam waktu dekat akan dilakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap ketersediaan bahan pokok penting (bapokting). Bila dirasa terjadi kenaikan, intervensi melalui pasar murah akan dilakukan demi menjaga inflasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda Hero Mardanus Satyawan mengatakan, demi menjaga inflasi pihaknya rutin menggelar rapat bersama TPID setiap pekan. Bahwa hingga saat ini kondisi ekonomi masih terjaga, begitu juga ketersediaan bapokting. “Saran dari beberapa tim untuk sidak sebelum Ramadan. Nanti akan dijadwalkan ya,” ucapnya, Senin (20/3).
Hero menerangkan, beberapa masukan turut diterima, salah satunya adanya lahan sekitar 2 hektare yang dikelola TNI yang telah menghasilkan cabai, namun terdapat kesulitan untuk distribusi. Untuk itu, pihaknya akan mendorong agar Dinas Perdagangan (Disdag) turut membantu. “Kami saat ini masih melakukan intervensi terhadap minyak goreng lewat pasar murah. Semoga stok bapokting bisa terjaga selama Ramadan hingga Lebaran,” singkatnya.
Lebih rinci soal kondisi harga dan stok bapokting, Kepala Disdag Samarinda Marnabas Patiroy menegaskan bahwa pantauan saat ini stok bapokting aman menghadapi Ramadan.
Semisal cabai di harga sekitar Rp 50 ribu per kilogram, bawang di harga Rp 40 ribu per kilogram, beras di harga Rp 13 ribu per kilogram. “Semua aman dan terus terpantau,” ucapnya, kemarin.
Marnabas menegaskan, saat ini intervensi terhadap minyak goreng lewat pasar murah di kantor-kantor kelurahan masih dilakukan dengan harga Rp 13.500 per liter. Bahwa itu bakal terus dilakukan sampai harga minyak goreng di pasaran kembali normal. “Kalau harga di pasaran tinggi, kami masuk agar tidak terjadi inflasi. Namun, jika sudah normal, kami tarik barang agar tidak terjadi deflasi. Itu demi menjaga keseimbangan,” ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini akan berkoordinasi dengan pengusaha retail modern dalam rangka persiapan pasar murah selama Ramadan. Sebanyak enam titik telah direncanakan, dengan harga sekitar 10-20 persen lebih murah dari harga di toko. “Sasaranya di wilayah pinggiran maupun padat penduduk. Namun, kalau sewaktu-waktu terjadi kenaikan komoditas tertentu, kami bisa menambah titiknya,” tutupnya. (dra)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46