Realisasi investasi Kaltim tahun lalu sangat memuaskan dan tercatat sebagai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Mencapai Rp 57,75 triliun, terdiri dari PMDN sebesar Rp 39,59 triliun dan PMA Rp 18,48 triliun. Jumlah itu di atas target, Rp 54 triliun.
SAMARINDA–Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto mengatakan, eksekusi dari investasi yang terus dimaksimalkan bisa terlihat dari capaian realisasi investasi 2022. Beberapa projek yang didesain sejak awal, baru bisa maksimal pada 2022. Salah satu penyebabnya yakni berakhirnya Covid-19. Sehingga minat investor lebih besar.
“Realisasi investasi 2022 merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir,” tuturnya saat konferensi pers, di Diskominfo Kaltim, Jumat (17/2). Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun lalu mencapai Rp 39,59 triliun, dengan jumlah proyek sebanyak 6.706. Di mana berdasarkan sebaran lokasinya seluruh kabupaten/kota mendapatkan tambahan realisasi investasi.
Realisasi investasi paling besar berada di Balikpapan, yaitu mencapai Rp 14,68 triliun atau 37,08 persen dari keseluruhan realisasi investasi PMDN. Realisasi investasi terbesar kedua sebesar Rp 10,56 triliun atau 26,68 persen dari keseluruhan realisasi investasi PMDN di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur menjadi kontributor terbesar ketiga yaitu mencapai Rp 3,42 triliun atau 8,65 persen.
Adapun penyerapan tenaga kerja Indonesia, Kutai Timur paling besar sebanyak 13.379 orang (33,66 persen dari total tenaga kerja Indonesia) dan jumlah tenaga kerja asing sebanyak 7 orang (17,95 persen dari total tenaga kerja asing).
Disusul Kutai Kartanegara sebanyak 7.725 orang (19,43 persen dari total tenaga kerja Indonesia) dan jumlah tenaga kerja asing sebanyak 7 orang (17,95 persen dari total tenaga kerja asing), dan Samarinda sebanyak 4.946 orang (3,21 persen dari total tenaga kerja Indonesia). Total serapan tenaga kerja (Indonesia dan asing) selama periode Januari–Desember 2022 sebanyak 39.792 orang.
Jika dilihat berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi PMDN yang dicapai pada 2022 menunjukkan subsektor pertambangan mengalami penambahan investasi terbesar yaitu mencapai Rp 15,01 triliun dan memberikan kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha yaitu sebesar 37,91 persen.
Subsektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi berada di urutan kedua kontributor terbesar yaitu mencapai Rp 14,91 triliun atau 37,67persen. Sedangkan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebagai kontributor ketiga mencapai Rp 3,65 triliun atau 9,22 persen. Secara keseluruhan terdapat sekitar 22 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi PMDN 2022.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, terdistribusi pada subsektor pertambangan menyerap tenaga kerja Indonesia paling besar yaitu 16.310 orang atau 41,03 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia, dan subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 17 orang atau 43,59 persen dari total seluruh tenaga kerja asing yang terserap.
Sektor selanjutnya adalah tanaman pangan, perkebunan dan peternakan yaitu 11.491 orang atau 28,91 persen dari total tenaga kerja Indonesia dan subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 2 orang atau 5,13 persen dari total seluruh tenaga kerja asing yang terserap.
Sektor selanjutnya adalah industri makanan yaitu 3.427 orang atau 8,62 persen dari total tenaga kerja Indonesia, dan subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 2 orang atau 5,13 persen dari total seluruh tenaga kerja asing yang terserap. “Kita bersyukur juga PMA kita masuk 10 besar nasional, semoga di beberapa projek lainnya bisa lebih maksimal,” ungkapnya.
Realisasi PMA 2022 mencapai USD 1,266 Juta atau sebesar Rp 18,48 triliun, dengan jumlah proyek sebanyak 1.005 di 10 kabupaten/kota. Kutai Timur memberikan kontribusi paling signifikan dengan nilai USD 630,92 juta atau sebesar Rp 9,21 triliun (49,83 persen dari total realisasi PMA), terdiri atas 143 proyek PMA.
Kutai Barat menjadi kontributor kedua yaitu mencapai USD 193,18 Juta atau sebesar Rp 2,84 triliun (15,67persen dari total realisasi PMA), atas 58 proyek PMA. Sedangkan Kutai Kartanegara merupakan kontributor ketiga yaitu sebesar USD 180,41 juta atau sebesar Rp 2,58 triliun (14,25 persen) atas 138 proyek PMA.
Persentase kontribusi kabupaten/kota lainnya berkisar 8,61 persen hingga 0,03 persen. Dari sisi penyerapan tenaga kerja Indonesia paling besar terdapat di Kutai Kartanegara yaitu sebanyak 6.110 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 48 orang, kemudian Kutai Timur dengan tenaga kerja Indonesia sebanyak 3.032 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 290 orang.
Berau dengan tenaga kerja Indonesia sebanyak 2.941 orang dan tenaga kerja asing sebanyak tiga orang. Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha, pertambangan mendapatkan tambahan realisasi investasi terbesar yaitu USD 515,91 juta (Rp 7,40 triliun) atau sebesar 40,74 persen dari keseluruhan realisasi PMA.
Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar untuk realisasi investasi di wilayah ini adalah industri mineral non-logam yaitu sebesar USD 216,01 juta (Rp 3,09 triliun) atau 17,06 persen serta tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebesar USD 190,01 juta (Rp 2,72) atau 15,01 persen.
“Secara keseluruhan terdapat sekitar 19 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi PMA pada 2022,” pungkasnya. (ndu/k8)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda