SENDAWAR - Upacara Adat Kenyau-Kuangkai, bukan saja menjadi seremonial adat, melainkan dapat menggugah rasa persatuan dan kesatuan di tengah keberagamaan dalam kemajemukan.
“Terlebih adat budaya ini merupakan unsur identitas bangsa yang harus terus kita pertahankan dan lestarikan. Bahkan bisa menarik kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara,” kata Sahadi, kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kubar, saat menutup acara Adat Kenyau-Kuangai di Kampung Keay (Kahoi), Kecamatan Damai, Kubar, Kamis (16/2).
Sementara itu, YS Sudhiyanto, ketua panitia upacara adat menyebutkan, acara kenyau-kuangkai dengan memotong tujuh kerbau. Pemotongan kerbau ini sebagai tanda berakhirnya upacara adat kenyau-kuangkai, selama sebulan sejak 26 Januari 20203.
Lebih jauh Sahadi mengatakan, upacara adat ini wujud nyata upaya pemeliharaan budaya, adat dan hukum adat yang merupakan warisan nenek moyang. Di samping itu, untuk menjaga keutuhan keharmonisan antarwarga. Upacara adat ini memaknai kehidupan dengan memperkukuh unsur solidaritas dan saling menghargai akan adanya interaksi, relasi, serta komunikasi positif antar masyarakat. Kemudian, merupakan cerminan dari intisari Pancasila yaitu gotong royong.
Dia menambahkan, momen ini pun agar tidak hanya dilakukan sebagai momen untuk mengingat teladan dari beberapa keluarga yang diperingati kematiannya. Melainkan, keluarga besar yang melaksanakan dapat mengambil makna untuk tetap saling peka, saling peduli, membantu sesama, menjaga keharmonisan dan kesatuan di tengah-tengah kehidupan keluarga besar. (rud/kri/k16)