BALIKPAPAN—Dinas Perpustakaan dan Arsip Balikpapan sudah bertransformasi, dengan melaksanakan program inklusi sosial. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat berbagai kegiatan masyarakat, pusat pembelajaran, dan pusat informasi. Sekaligus melengkapi Layanan Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA), yang berkolaborasi dengan Puspaga Balikpapan untuk menyediakan konseling bagi tumbuh kembang anak.
Setiap hari perpustakaan juga menerima kunjungan untuk wisata edukasi, baik untuk anak-anak PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan bahkan perguruan tinggi.
“Kami sudah menyiapkan sarana-prasarana layanan yang baik, aman, nyaman, sejuk dan gratis bagi masyarakat dalam upaya peningkatan literasi dan minat baca. Di samping itu, telah menyiapkan program peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk dapat menghasilkan produk yang pada akhirnya akan menambah/meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip, Sutadi kemarin.
Kolaborasi dan sinergi terus dibangun dengan berbagai pihak, tak terkecuali dengan Kaltim Bercerita, yang saat ini telah melakukan MoU dengan perpustakaan. Untuk melaksanakan kegiatan montessori, yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak, di mana pembelajaran secara mandiri dan dapat membangkitkan kepercayaan diri anak.
“Kami mengapresiasi Kaltim Bercerita yang mendukung tumbuh kembang anak, dengan menyediakan aktivitas menyenangkan dan bermakna bagi anak bersama orangtua,” tutur Sutadi.
Pihak Kaltim Bercerita mengadopsi kegiatan gross motor skill dari fisioterapis yang berdomisili di Bali, Tiara Ayuwardani. Kegiatan ini untuk mengakomodasi anak-anak yang mempunyai energi dan kelebihan di kemampuan fisik.
“Gross motor skill ini dapat dibilang kemampuan fisik seperti keterampilan merangkak, meloncat, berdiri, berlari, berjalan, dan melempar. Ini modal penting bagi anak untuk koordinasi antara anggota tubuh untuk mencapai tujuannya, seperti mengambil barang yang diinginkan,” beber Co-Facilitator Kaltim Bercerita Shinta Purnama Sarie.
Selain kegiatan gross motor, kegiatan ini juga mendorong anak untuk melatih motorik halus. Termasuk keterampilan hidup anak nanti, sehingga mendorong kemandiriannya. Februari ini, Kaltim Bercerita kembali hadir dengan tema matematika.
Dikatakan, secara internasional, tingkat rata-rata matematika anak Indonesia tertinggal 2 tahun dari umur seharusnya. Jadi, dengan adanya tema ini, dapat merangsang penalaran anak.
“Setiap bulan kami mempunyai tema yang berbeda. Kami berterima kasih kepada pihak dinas. Taman Perpustakaan ini menjadi tempat ideal, terutama mengajarkan aktivitas fisik dengan ruang terbuka. Ke depannya, bisa membuka tema biologi. Saya bersyukur, inisiasi ini disambut baik oleh keluarga Dinas Perpustakaan dan Arsip Balikpapan,” urainya.
Diungkapkan Shinta, Kaltim Bercerita telah menyelenggarakan kelas secara terjangkau. Dari 181 anak, 71 anak telah mengikuti secara gratis. Melalui inisiasi ini, diharapkan tidak hanya didukung pemerintah namun juga pihak swasta dapat pula menyelenggarakan kelas secara terjangkau. (pms/luc/k16)