Setelah sekian lama mengeluh dan menunggu sentuhan pemerintah daerah, warga dua desa di Muara Kaman, Kukar, akhirnya berinisiatif melakukan perbaikan jalan. Hal serupa dilakukan warga Kampung Belempung Ulaq, Barong Tongkok, Kubar.
TENGGARONG - Jalan penghubung dua desa di Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) rusak parah. Jalan sepanjang 3,6 kilometer itu cukup vital bagi warga sekitar. Sebab, menjadi jalur utama yang menghubungkan Desa Teratak dengan Desa Benua Puhun.
Kepala Desa (Kades) Teratak Abdul Kadir mengatakan, jalan ini selalu mengalami becek parah karena tingginya intensitas hujan. Bahkan, beberapa waktu lalu, warga sering terjatuh dari kendaraan roda dua. Ia khawatir akan kondisi jalan ini, karena setiap pagi para orang tua menggunakan jalan tersebut untuk mengantar anaknya ke sekolah.
"Kami di Pemerintah Desa Teratak bersama warga, LPM dan BPD telah bergotong royong memperbaiki jalan tersebut menggunakan pecahan material batu dengan alat berat mini ekskavator," terang Abdul, Sabtu (4/2).
Jalan itu sudah lama rusak dan tambah parah karena sepanjang 2022 sering terendam banjir. “Dulunya jalan tersebut mulus, kini berlumpur parah. Kami berharap Pemkab Kukar segera menindaklanjuti keluhan masyarakat," tandasnya.
Sementara itu, pada hari yang sama di Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat (Kubar), sejumlah warga RT 2 bersama aparat setempat memperbaiki belasan jalan yang rusak berlubang.
Jalan Mangku Aji atau akses Kecamatan Melak-Barong Tongkok ini sudah banyak pengendara roda dua kecelakaan. Bahkan seorang pengendara mengalami kecelakaan dan meninggal akibat menghindari lubang.
“Jalan rusak ini sudah hampir setahun tapi belum ada upaya perbaikan,” kata Rupinus, warga RT 2 Kampung Belempung Ulaq. Perbaikan dilakukan atas inisiatif warga memperbaiki dan memohon sumbangan pengendara yang melintas untuk membeli material semen dan pasir.
Tiborsius, warga RT 2 Kampung Belempung Ulaq menyebutkan, kerusakan jalan aspal ini akibat dilintasi truk bermuatan 8–10 ton. Warga berharap, truk bermuatan melebihi kapasitas badan jalan tidak memaksakan diri melintas. Sebab, jika terjadi kerusakan akan merugikan banyak orang.
“Sudah beberapa kali terjadi insiden kecelakaan. Bahkan ada juga yang meninggal dunia akibat menghindari jalan berlubang,” kata Tiborsius.
Hal senada dikatakan Antonius Gowa, sekretaris Kampung Belempung Ulaq. Sementara itu, anggota Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) Belempung Ulaq Henry Situmorang berharap pemerintah untuk menganggarkan perbaikan jalan rusak tersebut.
Apalagi jalan Belempung Ulaq ini merupakan akses ekonomi. Masyarakat lebih memilih jalur tersebut daripada jalan utama melewati Kecamatan Sekolaq Darat. Karena lewat jalan yang rusak itu lebih dekat ke ibu kota kabupaten.
“Saya mohon diperhatikan penganggarannya. Saya harap jangan saling tuding, ini provinsi, ini daerah,” singgungnya. (qi/rud/kri/k16)