Tak ada yang menyangka, bocah yang dulunya menyambi mencuci truk, bekerja serabutan hingga malam hari, kini menjadi seorang jenderal.
Ulil
[email protected]
DI suatu siang, ketika Soeharto menjabat presiden sedang blusukan ke pasar rakyat di wilayah Rembang, Jawa Tengah. Orang-orang di pasar berkerumun memandang sosok tersebut yang dikelilingi pengawal. Di antara kerumunan itu, ada seorang ibu-ibu yang terkagum-kagum. Dalam benaknya, teriring doa untuk putra sulungnya. Semoga kelak sukses seperti Soeharto.
“Tak doakan ya le (sebutan anak lelaki pria), semoga kamu bisa jadi orang sukses,” ucap ibu itu kepada anaknya, Susilo, sulung dari tujuh bersaudara menatap kerumunan. Kalimat itu hingga sekarang selalu terngiang-ngiang dalam memori Susilo. Doa seorang ibu itu kini terwujud. Terlahir dari keluarga sangat sederhana di Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Susilo kini menjadi kebanggaan keluarga dengan pangkat jenderal bintang satu.
Brigjen TNI Susilo adalah lulusan Akademi Militer 1993. Di balik kiprah cemerlangnya di TNI Angkatan Darat saat ini, Susilo menyebut begitu besar doa seorang ibu. Dia menyebut, jalan yang dilalui begitu keras dan penuh perjuangan untuk membanggakan orangtua. Tinggal di rumah kecil yang hanya memiliki dua kamar. Layaknya kebanyakan anak tertua, dia merasa harus ikut bertanggung jawab membantu orangtua. Sekalipun masih bersekolah, ia telah memikul ekonomi keluarga dengan kerja serabutan hingga malam hari demi menambah penghasilan.
“Kerjaan apa saja saya lakoni yang penting halal. Bahkan jadi pencuci truk,” tuturnya saat berbincang dengan awak redaksi Kaltim Post di sela kegiatan Sapa Wartawan Bersama Kasdam VI/Mulawarman, Kamis (2/2) pagi. Susilo menjadi seorang TNI dengan serba keterbatasan. Bermula dari seorang rekan SMA yang mengajaknya masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Mulanya dia merasa asing, tak mengetahui apa itu Akabri. Maklum anak desa, ditambah saat itu akses informasi sangat jarang. Koran, kata dia, bahkan tak selalu ada di desanya. Justru yang dia tahu hanya marinir.
Namun, setelah ditunjukkan beberapa foto, termasuk tampilan pakaian dinas harian (PDH) taruna, Susilo pun tertarik untuk mendaftar. Dalam perkembangannya, Susilo mendaftar Akabri. Dia pun diterima dan mengikuti pendidikan di Lembah Tidar, Magelang. Hingga akhirnya dinyatakan lulus pada 1993. Mulai itulah karier Susilo menjadi prajurit TNI dimulai.
“Saya waktu itu berpikir, enggak mau hidup terus-terusan begini. Apalagi saya punya banyak adik yang harus sekolah. Itu pula alasan yang memotivasi saya buat ikut Akabri. Lalu saya minta restu orangtua, alhamdulillah bisa lulus di Akabri,” tutur lulusan SMA 1 Lasem itu.
Meniti karier, dari Pama Kostrad dia pernah menjabat Pangkoopsgab Pinang Sirih-03 dan Kasdivif 3/Kostrad. Bersama keyakinan, keikhlasan dan kesabaran, Susilo percaya doa seorang ibu mampu menembus langit. “Tiga kunci dalam hidup saya yaitu yakin, ikhlas dan sabar. Serta doa bidadari saya, ibu dan istri,” ucapnya. Ada cerita pula sebelum dia menikahi Tini Susilo, yang merupakan seorang dokter. Susilo pernah berdoa, di depan makam sang adik yang meninggal akibat tifus, agar dia bisa mendapatkan jodoh dari kalangan medis.
Keinginan itu ada alasannya. Susilo tidak ingin kejadian menyedihkan kehilangan sang adik terulang sebab terlambat mendapat pengobatan. Dan doa itu nyatanya diijabah Tuhan. Banyak sekali kejadian dalam hidup yang dia syukuri. Begitupun pengalaman di lapangan yang mempertemukannya dengan orang-orang dari berbagai profesi, hingga para petinggi negeri. Termasuk kalangan insan media. Kerap mengumbar senyum. Sosoknya begitu bersahaja. Tak kaku. Bahkan ia meladeni ketika diminta berswafoto dengan awak jurnalistik yang hadir kemarin.
Desember 2022, Brigjen TNI Susilo resmi dilantik menjadi Kasdam VI/Mulawarman menggantikan Mayjen TNI Ibnu Bintang Setiawan yang telah mengemban tugas Kasdam selama kurang lebih 1 tahun. Susilo menyebut banyak hal yang harus dia kerjakan di medan pengabdian sebagai kasdam. Salah satunya mengawal pembangunan IKN di Kaltim agar berjalan lancar. Dia pun memohon dukungan masyarakat agar pemindahan IKN ke Kaltim tanpa kendala. (riz/k16)