SAMARINDA–Tahun ini, Pemprov Kaltim mengalokasikan Rp 1,2 triliun untuk rekonstruksi jalan. Ada beberapa target yang dikejar. Meski begitu, kebutuhan membuat jalan di Bumi Etam mulus masih menjadi tantangan berat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Aji Muhammad Fitra Firnanda menjelaskan, anggaran Rp 1,2 triliun itu akan dibagi-bagi ke berbagai lokasi yang perlu penanganan segera. “Samarinda–Sebulu target 2023 tuntas. Samarinda–Sangasanga, Samboja, Balikpapan, dan pesisir, tuntas,” terang Fitra.
Termasuk menuntaskan jalan Kaliorang-Kaubun di Kutai Timur, dan Simpang Talisayan ke Tanjung Redeb di Berau. Meski begitu, diakuinya selain upaya perbaikan dan pembangunan jalan, masalah yang dihadapi di Kaltim adalah jalan mudah rusak, karena salah satunya, angkutan dengan kapasitas besar.
Dia mengatakan, semuanya perlu berkolaborasi karena jalannya adalah non-status. Apalagi, untuk pembangunan jalan menuju dan di dalam Mahakam Ulu cukup sulit. Sebab, medan dan kontur tanah cukup berat.
Pemprov, sebut Nanda, sudah membangun 30-an lebih jembatan bailey. Untuk diketahui, jembatan bailey adalah satu jenis jembatan darurat sementara yang berbentuk rangka baja. Jembatan bailey berupa panel-panel yang dapat disusun dengan berbagai formasi rangka untuk berbagai bentang dan jumlah lajur. “Untuk jalan kita kerjakan di sana (Mahulu), secara total Rp 300 miliar sejak Pak Isran (menjabat) gubernur,” imbuhnya.
Namun diakui, ada keterbatasan. Jadi, untuk penanganan darurat dia berharap ada perusahaan setempat yang melakukan upaya pengerasan dan perbaikan sementara di kawasan tersebut.
Sementara itu, tahun ini, pihaknya akan mengalokasikan Rp 100 miliar untuk jalan saja. Dari Tering, Ujoh Bilang, Long Bagun, dan Long Pahangai. Targetnya, ada 260 kilometer yang bisa tembus. Dengan ruas sepanjang itu, tak bisa semua dibeton. Maka, treatment-nya jalan akan jadi dialinyemen, yaitu seperti dilebarkan jalan atau dipapas kecuramannya. “Kita optimalkan material lokal. Namun, ada titik tertentu yang dibeton,” papar Fitra.
Sementara itu, Gubernur Kaltim Isran Noor memaparkan terdapat peningkatan capaian perbaikan jalan dalam setahun. Pada 2021, jalan nasional mantap 82,29 persen. Sedangkan, pada akhir 2022 menjadi 86,84 persen.
Bila dicermati dari peta jaringan jalan di Kaltim, terdapat enam bagian jalan. Pertama lintas selatan sepanjang 1.028,58 kilometer, dengan kemantapan 86,4 persen. Lintas tengah sepanjang 381,36 kilometer dengan kemantapan 66,53 persen. Ketiga, non-lintas sepanjang 223,63 kilometer dengan kemantapan 90,53 persen.
Lalu, lintas penghubung sepanjang 74,31 kilometer dengan kemantapan 93,32 persen. Dan kelima, paralel perbatasan sepanjang 263,9 kilometer. Terakhir, penghubung paralel perbatasan mencapai 234,37 kilometer.
“Prediksi kemantapan jalan nasional pada akhir 2023 sekitar 90 persen dan prediksi kemantapan jalan nasional pada akhir 2024 sebesar 94 persen,” kata Isran. (nyc/dwi/k8)