Informasi penculikan anak di Kutai Barat (Kubar) semakin santer sepekan belakangan ini. Kondisi ini meresahkan warga. Sejumlah anak didik, bahkan para orangtua meliburkan anaknya ke sekolah karena alasan keamanan.
SENDAWAR – Warga Kecamatan Sekolaq Darat, Tono, mengakui bahwa informasi penculikan anak itu kian meresahkan. “Banyak anak-anak takut sekolah. Bahkan saya sendiri terpaksa tidak mengizinkan anak ke sekolah dulu. Ini dilakukan sambil melihat situasi," kata Tono.
Hal ini dibenarkan guru di salah satu sekolah di Kecamatan Barong Tongkok. “Memang banyak anak didik minta izin tidak sekolah dulu. Karena santernya isu penculikan anak tersebut,” kata guru perempuan tersebut.
Sementara itu, Kapolres Kubar AKBP Heri Rusyaman mengimbau kepada masyarakat agar tidak resah. Hal ini disebabkan kabar yang beredar di media sosial dan WhatsApp tidak betul alias hoaks.
"Untuk memastikan jika kabar ini tidak benar, hingga saat ini, Polres Kubar tidak pernah mendapatkan aduan terkait kasus penculikan anak,” kata Kapolres melalui Kasi Humas Polres Ioda Sukoco.
Polres melakukan patroli atau kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD), sekaligus memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik terkait isu yang berkembang.
“Bila mendapat WA, video atau gambar berupa penculikan anak, masyarakat segera melapor ke Polres Kubar atau Polsek terdekat,” harapnya. Kapolres meminta kepada masyarakat bagikan pemahaman pada anak, agar waspada dan tidak terpengaruh orang lain yang tidak dikenal. Jika keluar rumah, anak-anak diharapkan tidak memakai barang yang memancing orang lain untuk berniat berbuat jahat.
“Kroscek kebenaran berita dan tidak meng-share berita yang belum tentu kebenaranya. Itu adalah langkah yang paling tepat,” tandasnya.
Pesan-pesan Kamtibmas yang disampaikan kepada masyarakat, apabila melihat orang mencurigakan agar segera melaporkannya ke Kantor Polisi terdekat atau call center 110 Polres Kubar. (rud/kri)