JAKARTA–Isu reshuffle pada Rabu Pon kemarin (1/2) tidak terjawab. Presiden Joko Widodo tidak menjawab dengan gamblang benar atau tidaknya kabar tersebut. Kepala negara justru meninggalkan Jakarta.
Kemarin pagi, Jokowi menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta. Selesai acara, presiden sempat menemui awak media. Ketika ditanya soal rencana reshuffle, dia tak menjawab tegas. “Yang jelas hari ini adalah Rabu Pon,” katanya sambil tertawa dan meninggalkan kerumunan.
Pada 13.30 WIB Jokowi dan rombongan take off dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bali. Sesampainya di Pulau Dewata, Jokowi menuju Kabupaten Gianyar. Di sana, presiden hadir untuk meresmikan Pasar Seni Sukawati.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan, pasar rakyat tersebut mengalami perubahan yang sangat drastis. Salah satunya dengan penataan produk-produk yang lebih rapi. Presiden pun berharap Pasar Seni Sukawati akan semakin dikenal.
"Kita juga tahu setelah PPKM dicabut akhir Desember tahun lalu. Kita harapkan turis-turis akan makin banyak ke Pulau Dewata,” katanya.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menyatakan ada beberapa hal yang menyebabkan Rabu Pon kemarin gagal menjadi momentum reshuffle kabinet. Pertama, pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh beberapa waktu lalu telah menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Asumsinya, menteri dari NasDem dipertahankan, lalu NasDem bakal menjaga Jokowi sampai 2024. Kedua, Jokowi akan kehilangan partai politik yang bisa diajak kompromi jika NasDem dikeluarkan dari pemerintahan.
Meskipun Jokowi kader PDIP, dia lebih mudah membangun kesempatan dengan NasDem dan Golkar. "Pilihan mempertahankan NasDem langkah Jokowi menjaga keseimbangan politik di sekelilingnya," tutur Arifki.
Menurut dia, Golkar-NasDem ibarat ibu dan anak. Sepertinya Surya Paloh sangat mengetahui ke mana harus bertemu jika ada teman koalisi yang tidak menerimanya. Paloh yang memiliki romantisme sejarah yang kuat dengan Golkar tentu lebih mudah memperoleh dukungan. Apalagi keduanya sama-sama partai pendukung pemerintahan Jokowi.
Dia mengatakan, pertemuan Paloh dengan Airlangga telah mengeliminasi isu deklarasi Partai Demokrat dan PKS untuk Anies Baswedan. Surya Paloh lebih memilih bertemu dengan Golkar daripada menindaklanjuti dukungan Demokrat dan PKS.
"Langkah politik yang dipilih NasDem terlihat lebih memprioritaskan posisi menterinya di pemerintahan ketimbang Pilpres 2024," terangnya.
Arifki mengatakan, sebenarnya apapun situasi politik yang muncul setelah gagalnya reshuffle kabinet, NasDem memperoleh dua keuntungan. Yaitu, sukses mempertahankan menteri-menterinya dari dorongan reshuffle kabinet. Dan memiliki brand partai lebih baik dari partai-partai lain. Paling tidak, NasDem memiliki capres yang selalu masuk tiga besar versi berbagai lembaga survei.
"Jika target yang diinginkan oleh NasDem adalah efek ekor jas, partai ini bakal memiliki brand partai yang kuat seperti Gerindra dan PDIP," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, desas-desus terkait reshuffle terhadap kader NasDem sangat wajar. Hal itu bagian dari tafsir atas situasi politik.
Namun, Paloh mengatakan, berdasarkan pertemuan dengan Presiden Jokowi pekan lalu, dia mengklaim tidak ada perubahan sikap. Jokowi masih bersikap baik kepada NasDem.
"Saya tidak melihat ada perubahan, suasana penerimaan baik dalam apa saja yang saya pahami dari komunikasi yang biasanya terjadi," ujarnya, Rabu (1/2).
Bahkan, dalam pertemuan yang berlangsung selama 1 jam 20 menit, suasananya disebut sangat kondusif dan sejuk. Namun, Paloh menegaskan sikap NasDem tidak pernah berubah perihal reshuffle. Bahwa itu kewenangan penuh presiden.
"Jadi artinya apapun kebijakan yang terbaik, masalah reshuffle sederhana. Saya ulangi, sepenuhnya hak prerogatif presiden," jelasnya.
Di tengah isu reshuffle, Partai NasDem melakukan safari politik. Meski sudah membangun “setengah” kesepakatan dengan PKS dan Demokrat, NasDem belum berhenti membangun komunikasi.
Paloh mengatakan, kunjungannya ke Golkar bagian dari silaturahmi antara partai pendukung pemerintah. "NasDem masih bagian yang tak terlepaskan bagi maju-mundurnya pemerintahan Pak Jokowi," ujarnya.
Dia menyebut, kebersamaan antara partai-partai pendukung pemerintah sangat penting. Terlebih di tengah tantangan yang tidak mudah.
Selain itu, dia mengaku kunjungan ke Golkar bagian dari nostalgia. Mengingat Golkar merupakan rumah lama Paloh sebelum membentuk NasDem.
Disinggung soal pembicaraan politik dalam pertemuan, dia tidak menampik. Termasuk kans NasDem merapat ke koalisi Golkar pada 2024, Paloh menyebut, segala kemungkinan bisa terjadi. "Kemungkinan itu masih terbuka," tuturnya.
Bahkan, lebih lanjut, Paloh juga tak menampik soal kans safari lanjutan. Termasuk dengan PDIP. "Keinginan untuk itu ada aja," imbuhnya. Namun, dia menyebut, perlu mencermati suasana kebatinan PDIP.
Sementara itu, Airlangga mengatakan, pertemuan dengan Paloh sejatinya bukan yang pertama. Sebelumnya, dia juga sudah beberapa kali berkunjung ke kantornya NasDem. "Sekarang kunjungan balasan, tetapi di antara pertemuan-pertemuan itu kami sering berkomunikasi," ujarnya.
Soal kans membuka koalisi dengan NasDem, Airlangga sejalan dengan Paloh. Bagi dia, segala sesuatu masih terbuka. "Seperti yang disampaikan Pak Surya Paloh, sama-sama terbuka," imbuhnya.
Namun, sosok yang juga menjabat menteri koordinator perekonomian itu menyebut, apapun pilihan pada akhirnya, pihaknya akan menghormati. Dalam kesempatan itu, Airlangga mengatakan, proses di KIB masih berjalan. Deklarasi capres dan cawapres akan segera dilakukan jika sudah mencapai kesepakatan.
"Kami bersepakat bahwa kita mendahului yang terpenting buat negara dulu, yang terpenting buat pemerintah dulu," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengaku tidak risau dengan kunjungan NasDem ke Golkar. Sebab, pertemuan itu sudah dikomunikasikan di internal koalisi.
Sebaliknya, Demokrat mendukung pertemuan itu. "Karena jika ada partai lain yang juga ingin ikut dalam Koalisi Perubahan ini, Demokrat akan menyambut baik," ujarnya.
Prinsipnya, bagi Demokrat, Koalisi Perubahan adalah koalisi yang terbuka. Yang terpenting, punya cara pandang dan komitmen yang sama, agar saling menguatkan, bukan saling melemahkan.
"Kami ke depannya juga mungkin saja bersilaturahmi dan berkunjung ke teman-teman Golkar atau parpol-parpol lainnya," tutur dia. Dibanding koalisi lain, dia mengklaim Koalisi Perubahan yang paling solid. Sebab sudah punya kesepakatan capres dan sudah memenuhi presidential threshold. (lum/far/lyn/jpg/dwi/k8)