SAMARINDA–Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sempat mengalami penurunan pada Desember 2022. Namun, awal tahun ini kembali ke jalur peningkatan. Itu tidak lepas dari meningkatnya permintaan crude palm oil (CPO).
Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kaltim Daru Widiyatmoko mengatakan, sejak pertengahan Agustus 2022 harga TBS terus meningkat. Saat ini harga TBS kembali konsisten berada pada jalur peningkatan. Perbaikan itu, disebabkan terus lancarnya ekspor CPO. Saat ini ekspor pada beberapa perusahaan sudah lancar seiring terus meningkatnya permintaan CPO.
Harga 15–31 Desember yang diatur Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim sebesar Rp 2.364 per kilogram. Sedikit menurun dibandingkan awal bulan yang mencapai Rp 2.426 per kilogram untuk para petani yang bermitra. Sedangkan untuk petani swadaya lebih tinggi mencapai Rp 2.700 per kilogram, karena memang ada beberapa perusahaan yang membeli harga TBS petani lebih tinggi.
“Saat ini harga kembali berada di jalur perbaikan. Sejak awal Januari hingga sekarang harga sedikit demi sedikit terus meningkat,” ungkapnya, Senin (30/1).
Menurut dia, TBS mengikuti harga crude palm oil (CPO) yang fluktuatif. Sehingga memang bisa saja menurun lalu meningkat lagi. Tapi semua saat ini cenderung sangat baik, harga terus bergerak naik. Dampaknya bukan hanya untuk petani bermitra tapi juga untuk petani swasta. Pihaknya berharap, bulan depan bisa melebihi Rp 3.000 per kilogram seperti sebelum larangan ekspor.
Namun, peningkatan harga saat ini tidak dirasakan semua petani. Khususnya di Kaltim masih ada beberapa daerah yang membeli dengan harga murah. Utamanya di Berau harga TBS masih dibeli Rp 1.800 saja per kilogramnya.
“Sangat jauh dari ketetapan Disbun Kaltim. Sedangkan daerah lain bahkan harganya sudah di atas Disbun. Kami berharap, semua daerah di Kaltim bisa merasakan peningkatan harga yang sama,” pungkasnya. (rom/k8)
CATUR MAIYULINDA
@caturmaiyulinda