FERTILITAS Kaltim menurun dalam lima dekade terakhir. Penurunannya melebihi tiga poin dari 5,41 menjadi 2,18 pada long form SP2020 yang berarti hanya sekitar dua anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana mengatakan, sensus penduduk merupakan kegiatan prioritas nasional yang dilaksanakan oleh BPS, berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Itu sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kegiatan SP2020 secara umum bertujuan untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan Indonesia.
Rangkaian kegiatan SP2020 terbagi ke dua tahapan yaitu pendataan penduduk dengan menggunakan kuesioner sederhana (short form) pada 2020 serta dilanjutkan dengan pendataan menggunakan kuesioner yang lebih rinci (long form) melalui kegiatan survei pada 2022.
“Kegiatan survei yang selanjutnya disebut sebagai pendataan Long Form SP2020 (LF SP2020) semula direncanakan diselenggarakan pada 2021. Namun dengan penyesuaian tata kelola pada masa pandemi Covid-19, maka pendataan Long Form SP2020 ditunda ke tahun 2022,” jelasnya saat rilis di kantornya, Senin (20/1).
Output yang diharapkan dari pendataan Long Form SP2020 yaitu tersedianya data-data terkait parameter demografi seperti fertilitas/kelahiran, mortalitas/kematian, dan mobilitas/migrasi serta informasi penting lainnya. Untuk fertilitas Kaltim menurun dalam lima dekade terakhir. Penurunannya melebihi tiga poin dari 5,41 menjadi 2,18 pada Long Form SP2020 yang berarti hanya sekitar dua anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
Definisi fertilitas adalah hasil reproduksi yang nyata (bayi lahir hidup) dari seorang perempuan atau sekelompok perempuan. Fertilitas merupakan komponen utama pertumbuhan penduduk yang akan menambah jumlah penduduk.
Angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) adalah jumlah dari angka kelahiran, menurut kelompok umur dan merupakan ringkasan ukuran dari tingkat fertilitas. Angka itu menggambarkan rata-rata jumlah anak dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa usia suburnya.
Fertilitas Kaltim menurun dalam lima dekade terakhir, meski sempat mengalami kenaikan pada 2010. Sensus Penduduk 1971 mencatat angka TFR sebesar 5,41 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 5–6 anak selama masa reproduksinya. Sementara Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 2,18 yang berarti hanya sekitar dua anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa program penurunan tingkat kelahiran di Kaltim menunjukkan hasil signifikan karena TFR telah menuju replacement level,” pungkasnya. (rom/k8)
CATUR MAIYULINDA
@caturmaiyulinda