Oleh: Satuna
Guru Matematika SMP 8 Samarinda
Pembelajaran inovatif abad 21 meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Pelajaran matematika bagi sebagian siswa merupakan pembelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Sehingga banyak yang tidak menyukai pelajaran ini, sehingga membuat minat dan motivasi siswa belajar matematika sangat rendah.
Mengapa demikian? Masalah yang teridentifikasi adalah, rendahnya minat dan motivasi itu karena pembelajaran matematika dinilai sulit dan tidak menyenangkan. Setelah dianalisis dari kajian literatur dan wawancara, didapat kesimpulan bahwa cara mengajar guru yang monoton dan berpusat pada guru, membuatnya terkesan membosankan.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya pendorong untuk melakukan aktivitas belajar tertentu yang berasal dari diri dan dari luar individu sehingga menumbuhkan semangat dalam belajar. Pentingnya motivasi dalam matematika, yaitu mencari hal-hal yang dijadikan sebagai penguat belajar, menentukan atau mencari berbagai kendala terhadap rangsangan belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, dan menentukan atau mencari ketekunan belajar siswa agar hasil belajar menjadi maksimal.
Untuk itu guru dituntut lebih kreatif dan inovatif. Sehingga membuat pelajaran matematika lebih menyenangkan, menarik, tidak membosankan, dan disukai siswa.
Semakin pesatnya perkembangan zaman dan kompleksnya tantangan yang harus dihadapi guru, kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi pada era global menjadikan transfer pengetahuan bergeser dalam hitungan menit, bahkan detik.
Guru harus menjadi seseorang yang adaptif. Artinya, mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sebab, guru bukanlah lagi menjadi sumber satu-satunya dalam belajar.
Guru harus bisa beradaptasi dan berinovasi menjadi manusia pembelajar. Artinya, guru harus mau belajar dan selalu meng-update pengetahuan dan keterampilan mengajarnya sesuai perkembangan zaman.
Pada era saat ini, belajar bukan hanya dipahami dan dibaca saja. Tetapi harus mengetahui proses cara menjawab sebuah pertanyaan latihan dan ujian, atau aktivitas menuliskan apa yang diketahui orang lain di atas papan tulis. Belajar adalah proses mencerna beragam sumber informasi, baik cetak maupun elektronik.
Sebab itu, guru harus mampu meramu berbagai sumber belajar untuk memperkaya bahan materi pembelajaran sehingga dapat menarik siswa dan meningkatkan minat serta motivasinya untuk mempelajari dan memahami materi yang disampaikan, terutama yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari atau kontekstual. Terutama pada pelajaran matematika, guru harus pandai mencari strategi, metode, dan menggunakan media yang tepat pada setiap materi.
Guru harus berinovasi menggunakan media pembelajaran yang menarik. Misalnya menggunakan media yang dibuat memanfaatkan teknologi maupun yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga siswa mudah memahami dan membuat pembelajaran tersebut lebih bermakna.
Selain bahan ajar atau materi pembelajaran yang aktual dan menarik, guru dituntut menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang menarik pula. Guru harus meninggalkan zona nyamannya, mengajar masih menggunakan gaya pembelajaran konvensional dan monoton yang hanya berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar.
Sudah saatnya guru berinovasi dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif, yang mampu membuat siswa interaktif dan kritis. Siswa antusias mencari sumber belajar yang beragam, khususnya dari internet yang mudah didapat, sehingga menjadikan peserta didik berwawasan luas.
Pembelajaran inovatif abad 21 yang dilansir merupakan pembelajaran menembus ruang dan waktu dengan beragam sumber belajar yang ditopang teknologi komunikasi dan informasi. Dalam konteks inilah, guru sangat berperan penting dalam memberikan arahan kepada siswa, penguatan nilai positif, dan menetralisasi efek negatifnya.
Pembelajaran abad 21 menekankan pada 4C. Pertama, critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan memecahkan masalah). Kedua, creativity and innovation (daya cipta dan inovasi). Ketiga, collaboration (kerja sama). Dan keempat communication (komunikasi).
Dan penggunaan model pembelajaran PBL (problem based learning), PJBL (project based learning), serta media berbasis teknologi dianggap mampu meningkatkan minat dan motivasi serta membuat pembelajaran menjadi terpusat pada siswa. Serta mereka mampu berpikir kritis dalam pemecahan masalah, kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan baik.
Penguasaan teknologi komunikasi dan informasi merupakan sebuah keniscayaan bagi guru agar pengetahuan dan keterampilan mengajarnya selalu berkembang sesuai tuntutan zaman. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi. Tentu guru yang profesional dan berdedikasi akan mengubah semua tantangan tersebut menjadi sebuah peluang untuk mencerdaskan peserta didik penerus bangsa. (dwi/k8)