MALANG—Aksi penyerangan oleh sejumlah orang terhadap kantor Arema FC, Minggu (29/1), disesalkan banyak pihak. Terlebih bagi manajemen Singo Edan. Bahkan, setelah menilik segala pertimbangan, demi meredam keributan yang lebih besar, mereka membuka opsi untuk membubarkan tim kebanggaan publik Malang tersebut.
Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI) Tatang Dwi Arifianto mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan semua hal pascatragedi Kanjuruhan. “Mulai membuka Crisis Centre untuk membantu penanganan korban, menjalani proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata. Serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi.”
“Kemudian memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan. Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,” terangnya.
Namun, sambung Tatang, jika memang upaya dan iktikad tim dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru menambah keruh, Tatang menegaskan bahwa manajemen mempertimbangkan membubarkan Arema FC.
“Tentu kami merespons atas insiden (pengerusakan kantor) ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola, utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa. Tapi, kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” jelasnya.
Saat ditanya berkaitan kerugian dari kasus penyerangan tersebut, Tatang mengungkapkan bahwa yang dialami Arema FC atas insiden ini tetap tidak sebanding dengan rasa duka yang dialami Aremania saat peristiwa Kanjuruhan. Meski begitu, dirinya menyerahkan semuanya kepada penegakan hukum yang berlaku di negeri ini.
“Bagi oknum pelaku yang melakukan pengerusakan dan anarkisme, agar tidak timbul fitnah, untuk bisa diungkap. Anarkisme dan pengrusakan bukan karakternya Arema,” tegas Tatang. (ndy)