Kaltim berambisi meraih prestasi terbaik di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra dengan efektif dan efisien. Proyek itu mereka susun sejak kini dengan membangun kekuatan dengan terarah dan terukur.
LANGKAH itu dimulai dengan cabang olahraga (cabor) di Kaltim mempersiapkan diri mengikuti kualifikasi PON (pra-PON) tahun ini. Meski waktunya berbeda di tiap cabor, awamnya dilaksanakan pada perempat tahun terakhir. Waktu yang panjang tersebut diharapkan bisa dimaksimalkan untuk membentuk tim yang terbaik.
Hal itu yang juga dibicarakan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) KONI Kaltim bersama pengurus provinsi (pengprov) cabor, beberapa waktu lalu. Dengan perhitungan yang terukur, diharapkan yang berangkat ke pra-PON, adalah yang berpeluang meraih zona medali. Yang mana, itu akan berdampak positif kepada peluang Kaltim meraih prestasi di PON XXI/2024.
“Kita tidak ingin PON kali ini hanya untuk jalan-jalan. Sudah saatnya kita fokus dengan prestasi,” jelas Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras. Pria yang karib disapa Rusdi tersebut mengatakan, target yang disasar KONI Kaltim adalah kualitas. Itulah mengapa kini dalam pembentukan skuad menuju pra-PON, harus melalui seleksi provinsi (selekprov). “Seleksi itu jadi tolok ukur kualitasnya. Tentang siapa yang dinilai pantas untuk berangkat, menjadi ranah pengprov cabor,” ucapnya.
Gerakan efisien tersebut akan berdampak positif kepada pos anggaran. Yang nantinya bisa dioptimalkan untuk menunjang persiapan tim yang akan mewakili Kaltim menuju PON 2024. “Karena ini bukan jalan-jalan. Sudah 20 edisi PON kita ikuti. Saatnya kita bekerja sama dengan kekompakan, berfokus meraih prestasi di PON berikutnya ini,” tegas dia.
Langkah lain yang ditempuh KONI Kaltim, yakni mengoptimalkan peran sport science. Itu berkaca dari hasil PON XX/2021 Papua, di mana pada saat-saat terakhir, Kaltim disalip oleh beberapa daerah. Salah satunya Bali. “Kenapa kita kalah sama Bali saat itu? karena mereka mengoptimalkan peran sport science. Mereka mendata semua yang berkaitan dengan persaingan di PON. Itu yang coba kita tiru saat ini,” jelasnya.
Jalan Kaltim kembali bersaing di papan atas memang begitu terjal. Selain adanya Papua dan Bali yang muncul sebagai pesaing baru, kini Aceh dan Sumatra Utara selaku tuan rumah juga turut mengancam. “Dua tuan rumah mendapatkan keuntungan berupa wild card. Itu juga harus diperhitungkan. Dan, itu nanti yang juga dirumuskan di sport science,” urai dia.
Sebagai awal, mereka akan membentuk tim. Tugasnya mendampingi para cabor yang bersaing di pra-PON. Di sana, mereka bertugas mendata perkembangan tim Kaltim juga pesaing. “Bila selama ini hanya meninjau, kali ini mereka harus mendampingi hingga akhir untuk melihat kekuatan lawan. Mencatat dan merekam datanya, kemudian dilaporkan ke kami,” pungkas dia. (ndy/k8)